Mohon tunggu...
Kingkin BPrasetijo
Kingkin BPrasetijo Mohon Tunggu... Guru yang suka menulis

Suka ngebolang atau bersepeda menikmati keindahan alam karya ciptaan Tuhan. Pencinta semburat jingga di langit pagi dan senja hari. Suka nonton film dan membaca dalam rangka menikmati kesendirian.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Biar Hati BIcara (part 15)

27 November 2024   22:04 Diperbarui: 27 November 2024   22:10 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

     "Bli apaan sih?" Andara berteriak sewot. Devandra tersenyum tipis, sorot matanya menggoda gadis manis yang sekarang tidak sedang manis. Mukanya ditekuk, bibirnya mengerucut persis kayak ikan mas koki. Lucu! Bikin gemas, persis Amerta kalau lagi ngambek. Sang pujan hati, yang memutuskan mengambil S2nya ke Singapura. Ah, jadi makin kangen. Jerit hatinya. Please Devan, fokus pada urusan Andara. Adikmu butuh kamu! Kata hatinya menyadarkannya dari lamunan.

     "Yakin enggak ada rasa untuk dia?" Andara mendongak, menatap manik mata Devandra yang sempat meredup.

     "Dia itu siapa?' tanya Andara ragu.

     "Bli percaya, kamu tahu jawabannya." Andara menunduk. Mencerna ucapan Devandra sebelumnya. Siapa yang Bli Devandra maksud?

      Kemarin, Sena terlihat berbeda. Ada yang tidak dapat Andara mengerti dari sikap acuh sahabatnya itu. Mungkinkah Sena cemburu? Kalau benar, seharusnya Andara suka. Itu artinya Sena memiliki perasaan yang sama, yang pernah dia miliki. Untuk apa, perasaan mereka tidak boleh bersama. Lampu merah sudah menyala, dan akan tetap menyala sampai kapan pun, kecuali terjadi keajaiban. Abimanyu, diakah?
 
     "Dia terlalu tinggi Bli. Kami beda, sangat berbeda." Desah Andara tidak percaya diri.

     "Semua manusia diciptakan berbeda, Geg. Karena Tuhan mau, yang berbeda itu saling melengkapi. Saling menutupi kekurangan dari kelebihan masing-masing. Kamu melengkapi dia, dia melengkapi kamu. Kamu hanya belum menemukan caranya. Dia sudah melangkah, bahkan berlari melaksanakan tugasnya. Tinggal kamu yang membuka hati. Jangan berkecil hati. Bli bangga mempunyai adik seperti kamu, pandanganmu luas. Langkah kakimu lebar, tidak hanya berkutat dengan kepentingan sendiri. Hanya orang sehebat dia yang bisa mengimbangi kehebatanmu." Andara terhenyak. Perlahan perkataan Devandra mengikis ketidakpercayaan dirinya. Namun Andara harus meyakinkan diri agar tidak salah.

      "Bli yakin dia sungguh-sungguh?" Devandra mengangguk pasti. Andara menghela napas lega, semoga keputusannya tidak salah.

      "Sini!" Andara menghambur ke dalam pelukan hangat Devandra. Laki-laki itu mengelus rambutnya lembut. Andara merasa beruntung mempunyai mereka yang mencintainya.

      "Sudah jangan lama-lama, kasihan yang menunggu di depan," bisik Devandra lembut. Tubuh Andara menegang, Devandra menepuk pundaknya sekali lagi. Sebelum mendorong tubuh mungil itu menjauh.

      "Sudah sana, jemput pangeranmu. Jangan sampai dia berubah pikiran karena kelamaan menunggu!" Mata Devandra mengerling jenaka. Andara masih belum yakin dengan pendengarannya. Maklum sudah lama tidak ke dokter THT.

      "Jadi, tamu tadi?"  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun