Mohon tunggu...
Khomairoh
Khomairoh Mohon Tunggu... Karyawan swasta

Penikmat kopi dan diskusi mendalam. Di Kompasiana, saya mencoba merangkai pikiran tentang 2 - 3 Topik. Menulis adalah cara saya belajar dan berbagi. Mari terhubung!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eksistensialisme: Merangkul Kebebasan di Tengah Absurditas

14 Agustus 2025   19:11 Diperbarui: 14 Agustus 2025   19:11 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Meskipun telah berusia lebih dari seabad, eksistensialisme tetap relevan di abad ke-21. Dalam dunia yang ditandai oleh ketidakpastian, perubahan cepat, dan hilangnya makna tradisional, eksistensialisme menawarkan panduan untuk menghadapi tantangan eksistensial. Ia mengajak kita untuk merangkul kebebasan, bertanggung jawab atas pilihan kita, dan menciptakan makna kita sendiri dalam dunia yang absurd.

 

Eksistensialisme juga relevan dengan isu-isu sosial dan politik kontemporer. Ia dapat memberikan landasan filosofis untuk gerakan-gerakan yang memperjuangkan kebebasan individu, kesetaraan, dan keadilan sosial. Dengan menekankan pentingnya pilihan dan tanggung jawab, eksistensialisme dapat membantu kita untuk mengatasi masalah-masalah seperti diskriminasi, penindasan, dan kerusakan lingkungan.

 

Kesimpulan: Hidup yang Otentik di Tengah Absurditas

 

Eksistensialisme bukan hanya sekadar aliran filsafat, tetapi juga sebuah cara hidup. Ia mengajak kita untuk hidup secara otentik, yaitu dengan menjadi diri kita sendiri, merangkul kebebasan kita, dan bertanggung jawab atas pilihan kita. Dalam dunia yang sering kali terasa absurd dan tanpa makna yang inheren, eksistensialisme menawarkan harapan dan inspirasi. Ia mengajarkan kita bahwa kita memiliki kekuatan untuk menciptakan makna kita sendiri, untuk menjalani hidup dengan penuh semangat dan tujuan, dan untuk meninggalkan jejak positif di dunia. Dengan merangkul kebebasan dan tanggung jawab, kita dapat mengatasi keterasingan dan menemukan makna dalam eksistensi kita. Eksistensialisme mengajak kita untuk menjadi seniman kehidupan kita sendiri, untuk melukis karya agung di atas kanvas absurditas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun