- Kebebasan: Eksistensialisme menekankan bahwa manusia pada dasarnya bebas. Kita memiliki kemampuan untuk memilih tindakan kita, nilai-nilai kita, dan identitas kita. Namun, kebebasan ini juga bisa menjadi beban, karena kita harus menghadapi konsekuensi dari pilihan kita.
- Tanggung Jawab: Karena kita bebas untuk memilih, kita juga bertanggung jawab atas pilihan kita. Kita tidak bisa menyalahkan orang lain atau keadaan atas tindakan kita. Kita harus menerima bahwa kita adalah pencipta diri kita sendiri.
- Keterasingan: Eksistensialisme mengakui bahwa manusia sering kali merasa terasing dari diri mereka sendiri, dari orang lain, dan dari dunia. Keterasingan ini bisa disebabkan oleh hilangnya makna tradisional, kompleksitas masyarakat modern, atau kesadaran akan kematian.
- Makna: Eksistensialisme menolak pandangan bahwa kehidupan memiliki makna yang inheren atau telah ditentukan sebelumnya. Kita harus menciptakan makna kita sendiri melalui tindakan kita, hubungan kita, dan nilai-nilai kita.
Â
Kritik terhadap Eksistensialisme: Subjektivisme, Pesimisme, dan Elitisme
Â
Meskipun eksistensialisme memiliki banyak pengikut, ia juga menghadapi sejumlah kritik. Beberapa kritikus berpendapat bahwa eksistensialisme terlalu subjektif, karena menekankan pengalaman pribadi dan menolak objektivitas. Kritikus lain menuduh eksistensialisme sebagai pesimis, karena berfokus pada absurditas dan keterasingan. Ada juga yang menganggap eksistensialisme sebagai elitis, karena hanya relevan bagi orang-orang yang memiliki kebebasan dan kemampuan untuk merenungkan eksistensi mereka.
Â
Relevansi Eksistensialisme di Abad ke-21: Menghadapi Ketidakpastian dan Mencari Makna
Â