Setiap detakan puisiku adalah sebuah rasa kepedihan
Terasa pisau menyayat di hati sanubari
Hingga air mata sudah tak sanggup
Memberi makna tentang kepedihan di setiap detak denyut nadiku
Engkau yang kuanggap sebuah kepastian
Namun sirna begitu saja
Terasa ditekan ombak yang menyahut rasa hadir
Hilang seketika bersama denyut nadi ombak kehidupan
Puisiku suara kepedihan
Menyayat di seluruh jantung rasa di setiap detak nafasku
Engkau yang kuanggap sebuah kepastian
Engkau yang ku yakini di setiap nafas terjalku
Sirna di telan air mata yang tak berkesudahan
Pusiku suara kepedihan
Membentuk sebuah luka di jiwa atma
Hingga membuat hati pilu tak terbendung sudah
Karena puisiku sebuah bentuk rasa kepedihan
Penuh dengan rasa yang membuat hati pedih sembilu
Puisiku suara kepedihan
Menghujam selaksa pisau
Mengiris di setiap bait sajak ku
Hingga puisiku menjadi luka
Luka yang menganga di setiap kata dan bahasa