Merambat pelanMenyelinap dalam hati yang rentanBagai kabut yang menutup jalanRumah bagi sang rinduTempat bercerita dengan keluTersembunyi pada ribuan
Memberi cahaya pada semestaLaksana lentera yang sempurnaDalam sunyi tanpa kata-kataLembut membelai dan pelukan pada jiwa-jiwa rentaKadang datang denga
Kulangkahkan kaki ke siniAda rindu yang terselipTawa riang menyambutkuYang hanya bisa kurasa di hatiDamailah dalam abadi Dalam pelukan IllahiAku
Fajar menghilangTergantikan pagi datangGelappun berubah terangNamun tak membuat riangLelah dengan dramaBosan dengan siasatnyaTak lagi kupeduliBiarlah
Mencoba melangkahBerlari tanpa kenal lelahTak peduli biarpun jalan akan terbelahTerus berpacu tak ada sergahOh ternyata kehilangan arahTersesat di hut
Selepas hujan soreJejak air hujan masih basahi jendela kacaPetrichor tak lagi menyapaJalanan basah bersama temaramnyaSenja berembun sisakan lukaDedaun
Tak semua dermaga berharap kapal yang sama pulang.
Aku,Menelan meski tersedakAir mata yang membatuTeriakan yang membisuHabis aku dilumat malamYang tidak peduli kejamDi dalam aku,Ada hati yang tiada kua
Aku sendiriUdara sejuk menelusuri relung hatiKutengadah menyaksikan awan berarakLangit diam membiarkan angin menyapuDan mengiklaskannya menjadi hujanA
Refleksi diri menuju menangaku duduk diamberusaha berguru pada alampada matahari yang selalu datang tepat waktuyang rela menerangi semestaaku menghela
Janji bertemu kembali.Aku benar-benar terdampar di siniRumah yang sering dikunjungiRamai namun sepiHanya sunyi yang memberikan senyuman.Teringat perju
fajarembun menetes dari dedaunanangin bertiup segarberharap pagi yang cerah datangfajaradzan berkumandang dari surau mengingatkan untuk bersyukur
Pada Hujan Aku BerceritaAngin lembut berdesirMenemani sang waktu yang terus mengalirSemua berjalan sesuai kehendak yang kuasaTetiba awan hitam nampak
Suatu pagi saat beban semakin berat dan hanya Tuhan saja yang tau.Asap mengepul dari secangkir kopiSimbol kehangatan sejatiAda di mejakuAda di antara
Tanya tak bertepiRasa sepi bergelayutBawa kalbu makin hanyutDatang saat yg dicinta pergiEntah selamanya atau hanya sementaraTak semua bisa memahamiArt
MENERIMA DIRI APA ADANYAJangan tanya mengapa daun gugurUsahlah cari tau mengapa ada air mata mengucurSemuanya telah terukurLilin menyalaMembiarkan dir
MENYAPA PENCIPTA SEMESTAHening tanpa angin Kering tanpa hujanTetiba petir bergemuruh pelanBegitulah sang pencipta bila
BILA RINDU MENYAPARinduSebuah kata tentang tungguBersahabat dengan waktuDan bahkan jadi suatu belengguKala rindu menyapaRasanya ingin jasad melesatSek
kopi bukan hanya menghadirkan inspirasi, namun juga menghasilkan puisi.