Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisiku Suara Kepedihan

22 November 2022   17:24 Diperbarui: 22 November 2022   17:29 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap detakan puisiku adalah sebuah rasa kepedihan
Terasa pisau menyayat di hati sanubari
Hingga air mata sudah tak sanggup
Memberi makna tentang kepedihan di setiap detak denyut nadiku

Engkau yang kuanggap sebuah kepastian
Namun sirna begitu saja
Terasa ditekan ombak yang menyahut rasa hadir
Hilang seketika bersama denyut nadi ombak kehidupan

Puisiku suara kepedihan
Menyayat di seluruh jantung rasa di setiap detak nafasku
Engkau yang kuanggap sebuah kepastian
Engkau yang ku yakini di setiap nafas terjalku
Sirna di telan air mata yang tak berkesudahan

Pusiku suara kepedihan
Membentuk sebuah luka di jiwa atma
Hingga membuat hati pilu tak terbendung sudah
Karena puisiku sebuah bentuk rasa kepedihan
Penuh dengan rasa yang membuat hati pedih sembilu

Puisiku suara kepedihan
Menghujam selaksa pisau
Mengiris di setiap bait sajak ku
Hingga puisiku menjadi luka
Luka yang menganga di setiap kata dan bahasa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun