Â
Maafkan adinda
Kutulis di malam yang remang-remang
Tentang kepergianku tanpa alasan
Bukan aku menjauh darimu
Namun perpisahan harus terjadi
Tuk sementara engkau berjalanlah
Bersama titah orang tuamu
Orang tuamu telah memilih lelaki yang lebih manusiawi
Dia lebih manusiawi akan harta dan kedudukan
Biarlah sementara kita berlayar di air mata
Suatu saat air mata akan berlabuh bersama tumbuh kembang kebahagiaan
Bersama juga dengan ikatan setia yang pernah terucap atas satu nama
Maafkan adinda
Kutulis dari hati yang paling dalam
Menerawang di antara kegelapan malam
Tuk sementara kita akan berlayar di air mata yang penuh gelap dan pekat
Namun percayalah tak selamanya alam itu gelap
Besok Sang fajar akan menjemput cahaya matahari
Begitu juga kehidupan tak akan selamanya
Berlayar di air mata
Suatu saat layar itu akan berhenti di dermaga jantung hati
Adinda
Kutulis di malam yang masih dalam nuansa kesedihan
Ingatlah sementara kesedihan menguasai di tubuh-tubuh kita
Suatu saat aku yakin kebahagiaan pasti akan menguasai kembali di hati dan jiwa kita bersama
Percayalah saat berlayar di air mata dalam duka lara
Tak selamanya kita akan tumbuh kembang berlayar di air mata
Namun pasti kita akan menemukan muara kedamaian yang pernah kita jalin dalam nuansa dua hati
Namun kini engkau sudah waktunya
Berlayar air mata bersama keadaan yang terus melaju
Kisah kita sementara waktu akan terasa sakit tak berdarah
Tetapi suatu saat pasti kita akan menemukan jalan dermaga kebahagiaan
Adinda
Cukup kiranya kata dan bahasa yang kutulis di malam remang-remang
Bersama udara malam yang dingin menggigil
Merasuk di tubuh-tubuh yang penuh luka
Saat berlayar di air mata yang penuh dengan penderitaan
Namun percayalah ini hanya penderitaan sementara
Suatu saat kita pasti menemukan dermaga impian tentang sebuah suka cita bersama