Kulihat tanah yang gersang
Hangus terbakar oleh perang
Angkara murka berkuasa di tanah lapang
Siapa yang kuat dia akan meluluh lantakkan yang lemah
Hukum rimba di tanah kolonial
Saling rebut sandang pangan dan kemewahan
Lemah akan terlindas yang kuat
Kuat akan berkuasa tanpa kepala yang sehat
Aturan tertulis hanya di anggap sebagai tatanan tulisan yang berserak
Semua bisa di atur sesuai dengan tangan-tangan kuasa
Lemah akan di bakar bersama anai-anai beterbangan
Lemah akan selalu bercucuran darah dan air mata
Sedangkan kuat akan menjadi langit di tanah-tanah kolonial
Menggaruk segala kekayaan di tanah jajahan
Bahkan tanah dan air hak mereka yang berkuasa
Tangan tanpa kepala
Kekuasaan tanpa cara berpikir yang sehat
Hanya nafsu kuasa yang menyelimuti di hati dan jiwa
Hanya untung dan rugi di setiap tingkah laku yang akan dikerjakan
Mereka tangan tanpa kelapa
Mereka yang menguasai tanah-tanah kolonial
Tak mengenal istilah welas asih
Tak mengenail istilah kepentingan sesama
Namun yang ada haya sebatas kepentingan pribadi dan paling banter kepentingan kelompoknya
Tangan tanpa kepala
Sebuah ungkapan rasa jiwa
Melihat keadaan tangan-tangan kuasa yang tanpa berpikir sehat
Saat mencari keuntungan di tanah-tanah kolonial
Semua demi ambisi kuasa yang terus menyelimuti jiwa dan raganya
Tangan tanpa kepala
Tak ubahnya tubuh-tubuh yang gersang
Walau punya kuasa yang tinggi
Namun cara berpikirnya melukai sesama
Hingga membuat tanah, udara dan dan air di anggap menjadi hak milik pribadi
Karena dia punya tangan-tangan ajaib
Merubah sesuai kehendak tirani di dalam nalar dan pikirannya