Lelaki itu sudah berumur
Terlihat belum mau menikah
Akankah dia akan bermukim sepi?
Akankah dia akan bermukim sunyi?
Akankah dia bersarang duka menyelimuti wajah hatinya?
Padahal sudah banyak bunga mekar di taman
Mungkinkah dia sudah mengambil keputusan
Ingin ketenangan tanpa luka dan tak ingin luka kedua muncul kembali
Namun yang pasti dia lelaki sedang membasuh luka yang lama terpendam di hati
Walau dia pernah bilang luka sudah di basuh dengan surat undangan pernikahan dari wanita yang di cinta
Lelaki termenung kembali tentang kisah itu
Saat kabut masih menutup udara di pegunungan nan jauh dari perkotaan
Nampak lelaki yang sedang membaca undangan pernikahan wanita yang di cinta
Luka yang lama terpendam tentang cinta yang tak pernah terbalas
Kini harus menanggung beban berat
Menerima undangan pernikahan dari wanita yang di cinta
Dia nampak berusaha tegar
Dia nampak membasuh luka yang lama sejak SMA
Cinta yang harus kandas
Kini dia harus menerima undangan pernikahan wanita yang di cinta
Sungguh lelaki itu mencoba menegarkan jiwa lakunya
Walaupun terlihat di raut muka
Masih belum bisa menerima keadaan secara sempurna
Lelaki itu sekarang sudah berumur
Sejak kisah cinta yang kandas di telan ombak
Namun apalah daya air sungai tak membawa jiwa rasanya
Menuju ke muara pelabuhan
Namun dia sudah bertekad dan berkata dalam jiwa lirih
Undangan pernikahan yang telah di terima
Sudah membasuh segala luka
Dia wanita yang di cinta
Sudah memberikan undangan pernikahan
Berarti dengan tekad bulat di hati
Segala harap harus dimusnahkan dalam jiwa tentangnya
Segala harap harus di cuci kembali
Bila surat undangan sudah di terima
Semua tentangnya harus di basuh dan disucikan
Namun kini lelaki itu sudah berumur dan belum menikah
Bukan berarti dia putus asa tentang cinta
Tetapi karena dia tidak ingin terluka kedua kali dan harus di basuh kembali dengan surat undangan pernikahan yang kedua kali dari orang yang di cintainya