Mohon tunggu...
Kelik Novidwyanto
Kelik Novidwyanto Mohon Tunggu... Penulis lepas; Pegiat di Komunitas Disambi Ngopi; Birokrat

Mulai aktif menulis sejak masih kuliah, ketika bergabung dengan Persma BPP Cakrawala serta kepengurusan HMI. Memiliki minat di bidang psikologi dan humaniora. Beberapa tulisannya dimuat di Kumparan, Brilio dan media online lainnya. Saat ini berprofesi sebagai birokrat di Pemerintah Kota Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Generasi Stroberi: Indah di Luar, Rapuh di Dalam

22 Februari 2025   22:41 Diperbarui: 22 Februari 2025   22:40 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pola asuh yang overprotektif menjadi pemicu lahirnya "generasi stroberi" (Sumber: Pixabay)

Iklim kerja juga harus membiasakan untuk "Membimbing Generasi Muda, Bukan Hanya Mengkritik". Atasan atau senior di tempat kerja perlu memberikan coaching & mentoring, bukan sekadar mengeluhkan sikap generasi muda.

5. Dari Sisi Masyarakat & Media

Masyarakat dan media harus "Mengurangi Glorifikasi Instant Success". Artinya, media harus lebih banyak mengangkat kisah sukses yang melalui proses panjang, bukan hanya yang viral atau instan. Hal ini akan mendorong generasi muda untuk menikmati proses, bukan sekedar mengejar hasil instan.

Di samping itu, perlu untuk "Mendorong Budaya Ketahanan dan Kemandirian". Di mana untuk mewujudkan hal ini, kampanye tentang pentingnya kerja keras dan ketahanan mental perlu digaungkan lebih luas.

Konklusi

Jika harus memilih satu penyebab utama, maka pola asuh yang overprotektif adalah faktor paling dominan dalam melahirkan Generasi Stroberi.

Ketika anak dibesarkan dengan terlalu banyak perlindungan dan kemudahan, mereka tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Akibatnya, mereka kurang mandiri, mudah menyerah, dan sulit menghadapi tekanan.

Orang tua yang selalu menyelesaikan masalah anaknya tanpa memberi kesempatan untuk belajar dari kesalahan justru membuat mereka rapuh ketika menghadapi tantangan di dunia nyata.

Tanpa pola asuh yang melatih ketahanan mental sejak kecil, berbagai faktor lain seperti teknologi, media sosial, atau tekanan akademik akan semakin memperburuk kondisi mereka.

Dus, generasi Stroberi tidak harus dipandang sebagai generasi yang lemah, tetapi sebagai generasi yang butuh pendekatan berbeda untuk berkembang. Kombinasi antara pola asuh yang tepat, pendidikan yang menanamkan life skills, serta lingkungan kerja dan sosial yang suportif tetapi tetap menuntut tanggung jawab dapat membantu mereka menjadi generasi yang lebih kuat dan inovatif. Tabik !

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun