Mohon tunggu...
Kelik Novidwyanto
Kelik Novidwyanto Mohon Tunggu... Penulis lepas; Pegiat di Komunitas Disambi Ngopi; Birokrat

Mulai aktif menulis sejak masih kuliah, ketika bergabung dengan Persma BPP Cakrawala serta kepengurusan HMI. Memiliki minat di bidang psikologi dan humaniora. Beberapa tulisannya dimuat di Kumparan, Brilio dan media online lainnya. Saat ini berprofesi sebagai birokrat di Pemerintah Kota Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Generasi Stroberi: Indah di Luar, Rapuh di Dalam

22 Februari 2025   22:41 Diperbarui: 22 Februari 2025   22:40 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pola asuh yang overprotektif menjadi pemicu lahirnya "generasi stroberi" (Sumber: Pixabay)

Selanjutnya ciri ketiga, yaitu "sensitif terhadap kritik". Bagi mereka, kritik dari atasan atau rekan kerja sering dianggap sebagai serangan pribadi, bukan sebagai masukan untuk berkembang.

2. Pendidikan dan Pola Pikir

Generasi ini cenderung "mudah stres dan cemas". Tekanan akademik dan sosial membuat mereka lebih rentan mengalami gangguan mental seperti overthinking, anxiety, atau burnout.

Mereka juga "kurang tahan menghadapi kegagalan". Banyak anak muda yang takut mencoba hal baru karena takut gagal dan dipermalukan di media sosial. Kegagalan sering dianggap sebagai akhir, bukan sebagai bagian dari proses belajar.

Anak-anak ini juga "lebih memilih passion daripada keamanan finansial". Generasi ini lebih memilih mengejar pekerjaan yang sesuai passion daripada pekerjaan stabil dengan gaji tinggi.

3. Interaksi Sosial dan Gaya Hidup

Anak-anak ini memiliki "ketergantungan pada teknologi". Mereka lebih nyaman berkomunikasi lewat chat atau media sosial daripada bertatap muka langsung. Ini membuat interaksi sosial menjadi lebih dangkal.

Mereka juga cenderung terjebak pada "budaya FOMO (Fear of Missing Out)". Selalu ingin ikut tren terbaru agar tidak merasa tertinggal, baik dalam gaya hidup, fashion, maupun opini sosial.

Yang menarik, anak-anak muda ini memiliki kepekaan dan "lebih peduli pada isu-isu sosial", walaupun kadang hanya di media sosial. Mereka sangat vokal menyikapi isu seperti lingkungan, kesetaraan gender, atau hak-hak pekerja, tetapi terkadang hanya dalam bentuk postingan tanpa aksi nyata.

Gen Z dan Alpha

Di Indonesia, istilah Generasi Stroberi sering dikaitkan dengan Gen Z (lahir sekitar 1997--2012) dan Gen Alpha (lahir 2013 ke atas), terutama dalam hal mentalitas dan ketahanan menghadapi tantangan. Namun, ada beberapa perbedaan dalam bagaimana label ini diterapkan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun