Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lukisan Para Begundal

20 September 2025   12:18 Diperbarui: 20 September 2025   12:18 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanah lapang itu mendadak menyemut sesak
Umbul-umbul beraneka corak menjuntai bumi
Pemandu sorak sibuk membarisi langkah
Gulungan yel-yel penyemangat mulai digelar

Bibir-bibir basah mencuap mengkanvasi hari
Tanah lapang panas kerontang perlahan becek
Berbagai cerita dongeng mulai diterbangkan
Seperti layangan nan melukis ketinggian langit

Sedari dulu tanah lapang itu menjadi kanvas
Tempat cucian sekaligus jemuran para begundal
Mereka beternak janji dengan melukisi harap
Sesekali dikejauhan mengintip nafas yang sesak

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun