Menjadi mahasiswa kimia bukan sekadar mempelajari rumus, reaksi, dan tabel periodik. Perjalanan seorang mahasiswa di bangku kuliah justru penuh dengan proses pembentukan diri yang mengubah mereka dari seorang pelajar menjadi calon profesional yang siap bersaing di dunia kerja.
• Ketelitian sebagai Modal Awal
Di laboratorium, mahasiswa kimia dilatih untuk selalu teliti dalam setiap langkah kerja. Menghitung konsentrasi larutan, menakar dengan pipet, hingga membaca hasil instrument menuntut ketelitian tinggi (Skoog et al. 2018). Kesalahan sekecil satu tetes bisa mengubah hasil percobaan. Dari sinilah mahasiswa belajar bahwa ketelitian adalah kunci, tidak hanya dalam analisis, tetapi juga dalam kehidupan dan pekerjaan.
• Kesabaran dan Daya Tahan Mental
Tidak semua percobaan berjalan mulus, kadang larutan tidak bereaksi seperti teori, instrumen bermasalah, atau hasil perhitungan melenceng jauh. Situasi ini melatih mahasiswa untuk bersabar, tidak cepat menyerah, dan berpikir kritis mencari solusi. Soft skills seperti kesabaran, berpikir logis, dan daya tahan mental sangat dibutuhkan di dunia kerja yang penuh tantangan dan ketidakpastian.
• Kerja Sama Tim dan Komunikasi
Banyak praktikum dilakukan dalam kelompok, di mana mahasiswa harus berbagi tugas, berkomunikasi jelas, dan menghargai perbedaan gaya kerja. Hal ini menjadi latihan nyata keterampilan teamwork yang nantinya sangat penting di dunia kerja. Tidak ada analis hebat yang bekerja sendiri. Kolaborasi adalah fondasi keberhasilan, baik di laboratorium maupun perusahaan.
• Manajemen Waktu dan Tanggung Jawab
Tugas laporan praktikum, penelitian, dan jadwal kuliah yang padat mengajarkan mahasiswa untuk mengatur waktu dengan baik. Mereka belajar memprioritaskan pekerjaan, disiplin, dan bertanggung jawab terhadap hasil kerja. Keterampilan ini membuat lulusan kimia lebih siap menghadapi dunia kerja yang menuntut efisiensi dan profesionalisme (OECD 2019).
• Siap Bersaing dengan Bekal Lengkap
Transformasi mahasiswa kimia pada akhirnya bukan hanya tentang menjadi mahir analisis secara teknis. Pentingnya keterampilan analitik, soft skills seperti ketelitian, kesabaran, komunikasi, dan disiplin tidak kalah pentingnya.Â
Dengan kombinasi keterampilan akademik dan non-akademik ini, menurut Suhendar (2021), lulusan kimia memiliki modal yang kuat untuk bersaing di berbagai bidang kerja, mulai dari industri farmasi, lingkungan, pangan, hingga penelitian.