Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Prosa Puisi | Pesona Burung dan Bunga dalam Bakti pada Pencipta

12 Desember 2018   13:25 Diperbarui: 2 Februari 2019   09:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini jadwal main ke taman. Acara santai untuk me time tapi juga satu rutinitas. Jujurnya rutinitas yang ditunggu. Karena saat di taman aku bisa membaca alam yang bisa jadi nutrisi bagi jiwa.

Alam menyampaikan kabar
Menjawab banyak pertanyaan
Tiupan angin
Sinaran mentari
Semerbak bunga
Kepakan sayap
Memberikan jejak pelajaran
Yang menjadikan jiwa terang

Selain itu aku akan bertemu Sharique anak kecil sang guru kearifan hidup. Sinar matahari yang menerangi semestaku yang mulai bercahaya setelah masa gulita karena kehilangan. Dari kejauhan terlihat Sharique berjalan dengan langkah tegapnya memperlihatkan kecerdasan yang dimilikinya. Tak lama kami berbincang tentang segala hal. Ada satu konsep yang menarik untuk orang dewasa sepertiku. Sharique mengungkapkan konsep Ketuhanan yang dilihat saat datang di taman.

Sharique bercerita dia datang sangat pagi, lalu tiduran di atas rumput dan terlelap. Sharique terbangun karena sinar mentari menyinari mukanya, terasa hangat. Tiba-tiba sinar mentarinya tidak lancar bersinar, gelap lalu terang, gelap lagi lalu terang lagi berulang berkali-kali.  Ternyata sinarnya terhalang. Sharique penasaran setelah diperhatikan kepakan sayap burung yang terbang mendekati bunga sambil mengisap madu yang menghalangi pancaran sinar mentari.

"Ternyata aku dibangunkan untuk menjadi saksi pesona keindahan burung dan bunga sepagi ini." Sharique menjelaskan padaku.


"Sepertinya aku tidak boleh kalah berlaku elok oleh keduanya." Katanya lagi.


"Apa maksud berlaku elok ?" tanyaku penasaran.

" Berlaku elok dengan apa yang bisa aku tangkap tentang apa yang alam sampaikan padaku. Aku seperti melihat burung dan bunga melakukan pengabdiannya pada Sang Pencipta." Katanya dengan penuh semangat yang membuat aku kaget karena pasti dia akan memberikan konsep kehidupan lagi.

" Apa itu ?" kataku penasaran. Sharique mengungkapkan konsep Ketuhanan saat dia melihat kepakan sayap burung.


 
Kepakan sayap adalah takbirnya
Kepakan sayap adalah tasbihnya
Kepakan sayap adalah tahmidnya
Kepakan sayap adalah tahlilnya
Kepakan sayap adalah kepatuhan dan tunduknya pada Sang Maha Kuasa

Sharique melanjutkan konsep yang kali ini didapat dari bunga yang dilihatnya. Kekaguman pada apa yang dilihat saat membaca alam dikaitkan pada Sang Penguasa Semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun