Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Burung Pemangsa

20 Agustus 2025   20:20 Diperbarui: 20 Agustus 2025   00:09 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Dengar dulu. Dua kata," kata mamaku. "Burung pemangsa."

Mamaku menelepon untuk memberitahu tentang pernikahan adikku yang akan diadakan di rumah orang tua kami di kampung halaman bulan mendatang. Pada titik ini, mama tidak banyak membicarakan hal lain. Merencanakan pernikahan adalah sesuatu yang alami bagi mamaku yang rentan terhadap perencanaan yang memusingkan kepala dan fantasi yang rumit, meski sudah kubilang untuk menyewa wedding  planner dari pada repot-repot. Toh, biaya bukan bukan masalah.

"Kita akan menempatkan mereka di ladang ketika para tamu tiba," katanya. "Alap-alap, elang, burung hantu. Aku sebenarnya menginginkan orkestra lengkap dengan penyanyi seriosa terkenal, yang ada hanya organ tunggal dengan penyanyi dari ibu kota provinsi. Tapi yang lagi viral justru burung pemangsa, meniru orang-orang kaya Arab.  Anak-anak menyukainya."

"Anak-anak mungkin akan terbawa suasana," kataku.

Rasanya seperti mengundang Tuhan ke pesta, karena jika Tuhan datang, maka Tuhan pastilah datang dalam wujud seekor burung pemangsa.

Kalau percaya pada makhluk yang baik hati atau yang menghukum, itulah perbedaan antara memandang burung sebagai teman atau musuh bagi anak-anak. Mama percaya pada Tuhan yang baik hati.

"Mama sedih karena orkestra tak mungkin tampil di kampung kita," katanya. "Tetapi kemudian mama membaca tentang sebuah pernikahan tempat panggung musik dangdut ambruk dan mencelakai orang-orang. Banyak yang mati dan masuk rumah sakit, dan Mama pikir, itu sebaiknya menjadi standar tragedi buat Mama. Kejadian selain dari itu cuma kurang nyaman saja."

"Jadi selama tamu-tamu tidak ada yang meninggal dalam kecelakaan yang aneh, acaranya sukses?" tanyaku.

"Mama suka standar yang rendah," kata Mama. "Sekarang beritahu Mama, apakah kamu akan datang bersama calon suamimu?"

Pacarku tetangga di Allson Residence. Dia punya restoran Italia dan tidak punya waktu senggang. Kami telah pacaran selama lebih dari setahun dalam hubungan yang terutama terdiri dari dia membangunkanku ketika restoran tutup pada jam satu pagi. Jelas bagi semua orang, termasuk aku sendiri, bahwa ini bukan hubungan yang sehat, tetapi aku sangat mencintainya, dan ini sangat membingungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun