Mohon tunggu...
Karin GraceLinuhung
Karin GraceLinuhung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa S1 Kedokteran Gigi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Darurat Kesehatan Mental Mahasiswa dan 5M

20 Juni 2022   18:00 Diperbarui: 20 Juni 2022   18:15 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera dimana seseorang menyadari kemampuan dirinya, mampu mengatasi stres atau tekanan hidup, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk lingkungannya. 

Kesehatan mental merupakan dasar kemampuan kita sebagai manusia untuk berpikir, beremosi, berinteraksi satu sama lain, bekerja, dan menikmati hidup. Oleh karena itu, kesehatan mental sangat penting dan perlu dijaga.

Masalah kesehatan mental di Indonesia masih tergolong tinggi, terutama pada kalangan mahasiswa. Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, prevalensi gangguan mental yang ditunjukkan dengan gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun  ke  atas  mencapai 6,1% dari  jumlah penduduk Indonesia. 

Pada kelompok usia remaja yaitu 15-24 tahun, sebesar 6,2% mengalami depresi. Seseorang yang mengalami depresi berat memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri.

Saat ini, masih banyak mahasiswa yang kesulitan menjaga kesehatan mental mereka. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa, antara lain faktor genetika, keluarga, pertemanan, gaya hidup, dan juga beban yang ditanggung saat berkuliah. 

Di masa pandemi seperti saat ini, mahasiswa harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang bercampuran antara online, offline, dan juga hybrid. Saat proses pembelajaran daring (online), tugas mahasiswa menjadi semakin banyak dan menumpuk, padahal mahasiswa juga harus membagi waktu untuk perkuliahan yang dilakukan secara tatap muka (offline). 

Belum lagi, mahasiswa dituntut untuk mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan dan organisasi. Hal ini menyebabkan banyak mahasiswa mengeluh capek dan mengalami stres.

Sangat penting bagi kita untuk mengenali tanda dan gejala seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Tanda dan gejala tersebut antara lain, perubahan suasana hati dengan cepat, sering merasa panik dan khawatir, emosional atau mudah marah, tidak nafsu makan, kesulitan tidur, menyakiti diri sendiri, hingga keinginan untuk bunuh diri. 

Gangguan terhadap kesehatan mental harus segera diatasi. Berikut ini adalah 5M yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental pada mahasiswa :

Menceritakan masalah kepada orang lain

Hal pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan mental yaitu bercerita atau curhat dengan orang yang dapat dipercaya, seperti keluarga atau teman dekat. Dengan menceritakan masalah kepada orang lain, kita akan merasa lebih tenang, tidak merasa sendirian, dan juga merasa mendapat dukungan dari orang sekitar. Selain itu, kita juga dapat menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Hal ini akan mencegah kondisi menjadi lebih buruk.

Menerapkan gaya hidup sehat

Kesehatan mental berhubungan erat dengan kesehatan fisik. Memiliki gaya hidup yang sehat dapat mencegah penyakit kronis dan penyakit jangka panjang. 

Penerapan gaya hidup sehat yaitu dengan makan makanan yang bergizi dan teratur, rutin berolahraga, dan tidur cukup. Masalah terbesar yang dialami mahasiswa adalah kurang tidur karena begadang mengerjakan tugas maupun belajar. 

Oleh karena itu, diperlukan manajemen waktu yang baik agar memiliki waktu tidur yang cukup. Selain itu, hindari kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, dan narkoba.

Melalukan hobi yang positif

Untuk mengurangi stres, alihkan perhatian kita dengan melakukan hobi yang positif. Kita dapat melakukan aktivitas yang kita sukai seperti bermain atau mendengarkan musik, menonton film, menulis atau membaca buku, olahraga, melukis, dan lain sebagainya. Melakukan hobi yang positif bisa meningkatkan mood, mengurangi stres, sekaligus menjaga kesehatan mental kita.

Mendekatkan diri dengan Tuhan

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sudah seharusnya kita mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperkuat iman. Spiritualitas berhubungan erat dengan kesehatan karena pada dasarnya tubuh, pikiran, dan jiwa saling berkaitan. Rajin berdoa dan beribadah akan mendorong kita untuk selalu berpikiran positif dan terbuka. Selain itu, berdoa juga akan memberikan ketenangan dan menurunkan rasa cemas atau gelisah.

Melakukan konsultasi dengan psikolog & psikiater

Ketika merasa gangguan mental tak kunjung membaik bahkan semakin parah, segeralah datang ke psikolog atau psikiater untuk berkonsultasi. Psikolog atau psikiater akan melatih dan membimbing pasien untuk belajar mengenali serta mengendalikan keadaan, perasaan, dan pikiran mereka. 

Selain itu, psikolog atau psikiater juga akan membantu pasien untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dengan demikian, pasien diharapkan akan merasa lebih tenang dan dapat mengendalikan diri mereka dengan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun