Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Senja di Ujung Ramadhan

12 Mei 2021   18:00 Diperbarui: 12 Mei 2021   18:10 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan senja masih merintik. Kupandangi air di pelimpahan yang terus mencari cara berlakunya kodrat dirinya. Mengalir, mengalir dan terus mengalir. Dalam rintik hujan itu kulihat satu anak manusia tampak bergegas melangkah. Mencari cara berjalannya tugas dirinya. Berjalan, berjalan dan terus berjalan.

Ketika rintik hujan tak lagi tampak dan senjapun mulai beranjak. Aku masih terdiam. Memandangi jejak air di pelimpahan. Memandangi jejak anak manusia di jalanan.

Halima, Aku teringat kepada sebuah saat ketika engkau memutuskan memilihku menjadi  pelindungmu. Di senja ini aku tersadar betapa aku tak bisa menjadi pelindungmu sebaik yang kau impikan. Kodratku sebagai laki-laki tak mampu membawaku menjadi  pelindungmu yang selayaknya, bahkan untuk sekedar mendampingimu saat kau membutuhkan kehadiranku.

Halima, mungkin bukan saatnya lagi aku bertanya tentang kebahagiaan apa yang telah kau dapatkan dariku. Atau tentang kekecewaan yang berkecamuk dalam dirimu. Tentang kenyataan betapa aku tidaklah sebaik yang kau harapkan. Tentang kini bukan gemerlap perhiasan yang kau inginkan. Juga bukan  kemegahan rumah tinggal yang kau damba. Aku pahan engkau hanya ingin aku berada di sampingmu.

Halima, waktu terus bergerak. Hanya tinggal tersisa sedikit waktu bagiku. Di senja terakhir bulan Ramadhan ini, ijinkanlah aku meratap berharap maaf. Atas kebodohanku dan kelalaianku. Jika sekiranya layak ada kesempatan kedua, berikan itu kepadaku, Halima. Agar aku bisa menebus semua yang telah terjadi. Dan aku kan terus berjalan seperti air yang terus mengalir untuk mencari jalan bagi berjalannya kodratku sebagai laki-laki yang menjadi pelindung bagi dirimu. Yakinlah Halima, suatu ketika di ujung perjalananku, aku akan senantiasa berada di sampingmu sampai akhir waktu datang menjelang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun