Mohon tunggu...
Darkim bin Arsabesari
Darkim bin Arsabesari Mohon Tunggu... Pengangguran Terselubung

Lupakanlah! Hanya sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

puisi: Luka di Atas Tanah

17 Juni 2025   06:32 Diperbarui: 17 Juni 2025   06:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi menangis

Gunung meraung perih

Hutan hijau terkikis habis

Tertinggal humus mencari jatidiri

Luka di atas tanah, penambangan kandungan bumi merajalela. Keruk, angkut, biarkan lubang tercipta.

Kemana mencari keadilan, ketika peraturan mudah berubah sesuai kepentingan. Siapa berkuasa, dialah raja penentu dunia.

Masyarakat lokal terpinggirkan, kearifan lokal terbenam. Bersama endapan lumpur pencemaran.

Luka

Bernanah

Entah warisan apa yang hendak di bina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun