Meraung menjerit terhimpit bentangan langit, tercekat suara di kerongkongan alam, mata terbelalak menyaksikan guntingan peristiwa, seakan dunia sebentar lagi akan binasa
Wajah-wajah kuyu di hempas debu, langkah tertatih-tatih di tusukan duri, tangan hendak menggapai samudera mimpi, angan melesat mendahului raga menjemput hayal. Semua terhenti di barisan waktu, tak sudi menunggu tapi tak tahu arah di tuju
Siluet senja bercengkrama dengan patamorgana, berbisik-bisik di antara gulungan mega, bersorak riang melihat manusia tepesona. "Tenggelamlah bersama kesombongan, terbakarlah di panasnya kedengkian"
Jeritan hati di gugusan awan senja, bukan akhir tapi permulaan kisah manusia. Siapa yang peka mata hatinya, siapa yang jernih pemikiranya, endapan mutiara ada bersamanya
Bagan batu 27 juli 2019