"Kamu pikir kamu orang cerdik ya?" Â terdengar suara seorang bule menodongkan pistol.
"Ah, Letnan Van Ham,
Adi digelandang ke dekat Dewanto yang memimpin kelompok. Dia tersenyum sinis. "Iya, ini anak buah Setyo dulu, aku kenal Si Adi."
Dia mengeluaran pisaunya. Sementara  dua orang anggota gerombolan memegang lengan Kopral Adi dengan kuat.
"Aku mau buat tanda mata di pipinya," katanya. Â "Lalu aku buat cacat dia."
"Nama OKD yang jago itu Daus!" terdengar suara dan menembak salah seorang anggota gerombolan yang memegang Adi. Â Kesempatan itu digunakan Adi untuk menghindar dan membanting seorang lagi memegang dirinya.
Dewanto menoleh dan Daus langsung menerkamnya.
Bule itu dan anak buahnya menembak serdadu dan OKD yang berdatangan. Salah seorang OKD jatuh.  Letnan Harland segera datang dan ikut  menangkap Dewanto. Sementara Made menembak seorang anggota gerombolan.
Pasukan TNI berdatangan. Â Mereka yang masuk perangkap, beberapa anggota gerombolan tertembak, namun Van Ham dan beberapa anak buahnya berhasil lolos. Â Mereka dikejar.
Paginya Dewanto diletakan di gudang bersama sejumlah OKD. Â Sersan Mayor Setyo tertatih-tatih melihatnya. Dia tampak kecewa. "Jadi ini soal dendam pribadi, kamu ikut gerombolan itu sakit hati?"
"Pengadu! "