"Orca adalah spesies yang tangguh panjangnya bisa lebih dari sepuluh meter dan kecepatan berenangnya lebih dari lima puluh kilometer," ungkap Vincent. "Orca memang jenis favorit para pemburu ikan paus."
"Orca, bukankah jenis yang banyak di laut Kutub utara?" tanya saya ingin tahu.
"Ya, tetapi mereka juga ke selatan untuk suhu hangat dan makan," jawab Vincent.
Bapak Hamid Amin, juru masak kami tiba-tiba memanggil. Rupanya dia sudah menyiapkan ikan bakar untuk sarapan kami yang memang keroncongan karena kemarin malam hujan deras turun, kami hanya makan roti.
Bergantian tentunya. Â David, bersama seorang sedadu dan tiga awak berjaga di geladak mengendalikan kapal, sementara kami makan.
Sekitar setengah jam kemudian kami kembali ke Geladak, Â David dan yang jaga ganti turun makan. Â Saya tersenyum melihat sejumlah ikan paus berlompatan mungkin karena sonar suara yang dulu direkam Kasih atau memang pola alam.
"Kita ikuti mereka," kata saya pada Juru Mudi bernama Zulkifli.Â
Pinisi kemudian mengikuti deretan ikan paus itu sampai sekitar tiga puluh menit, sampai Vincent mencolekku menunjuk sebuah kapal  yang mengejar kawanan ikan paus itu. North Power.
"Itu mereka!" teriak saya.
Teriakan saya didengar David yang bergegas ke geladak karena dia memang ditugaskan khusus melindungi saya. Â Sebetulnya Komandan Bombi berlebihan. Â Tetapi ia kenal sama ayah saya teman sekolahnya dan saya dianggap anaknya.
North Power tampak mengikuti migrasi berapa mil dari kami. Mereka memburu seekor Orca yang tersasar di antara ikan paus biru dari arah utara.