Laut Timor, 20....
Pelaut  Viking mengklaim bahwa mereka menemukan benua Amerika sebelum Columbus. Kalau itu benar kemungkinan para pelaut viking mendarat di New Foundland, Kanada masuk akal.
Bukankah nenek moyang Indonesia juga berlayar hingga ke Madagaskar? Bagi saya mencari North Power terutama si pemburu paus itu dan marinir desertir Inggris, bangsa yang mengklaim unggul di laut itu menjadi pembuktian adu ketangguan di laut. Â Saya tidak mempermasalahkan siapa yang lebih tangguh, tetapi mereka menantang bangsaku.
Saya sampai membawa rekaman dari Kasih untuk Mitra suara ikan paus, spesies ajaib yang mampu berkomunikasi seperti sonar di dalam air.Â
"Jadi Anda berharap agar ikan paus menggiring pinisi ini menemukan North Power," ucap Vincent dalam bahasa Indonesia yang cukup bagus. Dia memperlihatkan peralatan sonar untuk melacak ikan paus.
Sersan Mayor David Matulessy  juga memperhatikan hal itu. Bintara yang sudah berpengalaman di daerah laut terluar Indonesia ini ditugaskan untuk mengawalku.  Dia mampu berenang dari pulau ke pulau di daerah Timur Indonesia.  Fisiknya luar biasa.
Dia juga mengagumi kecerdasanku, Letnan Satu Laut  Andi Farah Jehan yang memahami lautan secara ilmu. Jadi kelebihan kami bisa bersinergi.
"Saya percaya komandan, alam sebetulnya bisa dimanfaatkan untuk navigasi pelayaran," ucap David.
Ini hari kelima  kami di sekitar Laut Timor, tepat lima tahun lalu penembakan terhadap Kapal Blue Whale.  Masih pagi.  Berdasaran literatur kami dapat ikan paus yang melintas di kawasan ini ialah ikan paus biru.  Mereka melintasi perairan Indonesia untuk mencari makan.  Namun ada juga jenis lain, seperti Ikan Paus Sperma.
"Yang diburu oleh North Power bukan jenis itu, kemungkinan ikan paus pembunuh Orca," kata Vincent.
"Kalau orang Lamalera di Pulau Lembata tidak mau memburu Ikan Paus Biru, karena ada aturan dari kearifan lokal," sela David.