"Aku pulang dulu ya, Ji."
Aku mengangguk. Niko dan anaknya mendekati motornya. Anak Niko didudukkan di atas jok motor.Â
Aku menarik napas panjang. Membuang napas dengan kuat. Kubalikkan tubuh, menuju rumah. Aku ingin istirahat. Mengistirahatkan pikiran dan perasaanku.
"Ji, ada yang terlupa. Aku mau menyampaikan pesan dari Dira," Niko menyodorkan sebuah amplop ke arahku.
"Terimalah!"
Kuterima amplop itu.
"Kau sempatkan buka amplop ini, Ji. Dira ingin kau melakukannya," aku hanya mengangguk.
***
"Ini tempat Dira, Ji." Ucap Niko.
Aku tak bisa berkata apa-apa, Ra. Aku sangat shock dengan suratmu. Di surat itu, kau ceritakan apa yang kau alami dan hadapi. Kau merahasiakan derita sakitmu. Tak ingin membebani pikiranku, tulismu.
Aku lelaki yang punya hati. Hatiku menangis. Air mata kutahan di tempat istirahatmu. Satu tahun lebih kau menempatinya.
"Selamat istirahat, Ra."
Branjang, 21 Desember 2022