"Aku nggak mau sekolah, Bu! Huhuuuu," ucap Pipit kepada ibunya. Dia menangis sesenggukan.
Muti dan Mutmut mendekati Ibu dan Bapak. Mereka berniat untuk menyampaikan niat mereka untuk ke rumah Imut dan keluarganya.
Pintu tinggi dan usang yang dibuka Kiko, si anak kelinci yang lucu, tiba-tiba tertutup. Tentu saja dia sangat terkejut
Kutut yang biasa terbang ke sana kemari sambil bersiul dengan suara merdunya, kini terlihat lemas
Perempuan yang kukagumi diam-diam itu berlari kecil di tengah rintik hujan.
Penduduk yang berkumpul di pos ronda mengiyakan ucapan Pak Jerapah. Pak Kura-kura memang sangat sibuk dan jarang berada di rumah.
"Sha, buat tugas IPAS, kamu mau mengamati apa?" tanya Hanifah saat jam istirahat tiba.
Dengan ragu Bu Raya membuka tutup kotak bergambar hati dan bertuliskan nama Bu Raya.
Aku membolak-balik katalog buku manual yang disusun berdasar abjad, di Perpustakaan Yayasan Hatta
"Aku beli jenangnya, Angcan!" seru teman-teman Angcan, si angsa cantik. Mereka sedang mengelilingi Angcan
Setiap jelang Subuh, ketukan pada pintu kamar selalu terdengar. Membangunkan kita yang meringkuk di bawah selimut yang menghangatkan tubuh kita
Keesokan paginya, Muti, Mutmut, Ibu dan Bapak berlibur ke Pantai Semut yang indah dan sejuk.
Lelaki muda itu meninggalkan rumahku dengan tertunduk lesu.
Saat bermain pun Mutmut mengajari agar bisa menerima kekalahan. Dan saat memenangkan permainan tidak boleh sombong maupun mengejek teman yang kalah.
Pak Banyan adalah pohon tua yang sangat baik dan banyak hewan yang tinggal di bagian tubuh Pak Banyan.
Kebetulan plastisin yang dibawa cukup banyak. Jadi, kue-kue yang dibuat pun banyak, meski dengan ukuran kecil-kecil.
Keysha menghampiri Ayra yang sedang asyik dengan bukunya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 09.20, waktunya istirahat.
Pusy, kucing yang ramah dan lucu itu, hanya tersenyum. Dia memang pernah bertemu dengan Kety, kucing liar yang berasal dari hutan sebelah
"Kenapa Ibu lama?" Sambutmu dengan tanya dan air mata. Senyum dan belaiku tak juga meredakan tangismu. Kubiarkan kau tersedu di pelukku.
"Bukan aku yang hebat, teman-teman. Tapi kita semua!" ucap Ramut sambil tersenyum.