Tak perlu menunggu masa depan untuk melihat keduanya. Hari ini, di satu sisi kita bisa melihat kota pintar dengan efisiensi tinggi (miniatur utopia), namun di sisi lain juga menyaksikan hoaks yang menyebar luas dan algoritma media sosial yang memecah belah (miniatur distopia).
Pertanyaannya: bagaimana kita menyeimbangkan keduanya? Apakah kita bisa menciptakan masyarakat yang adil, tanpa mengorbankan kebebasan? Bisakah teknologi memanusiakan manusia, bukan malah mengasingkannya?
Penutup: Imajinasi yang Menggerakkan
Akhirnya, utopia dan distopia adalah cermin---bukan ramalan. Mereka mencerminkan siapa kita hari ini, dan ke mana kita ingin (atau tidak ingin) melangkah esok. Dengan memahami keduanya, kita belajar mengolah harapan dan ketakutan menjadi kompas etika, bukan sekadar fiksi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI