Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 45

18 Juli 2025   16:23 Diperbarui: 24 Juli 2025   14:55 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bagi Ki Sriram, jarak yang akan ditempuh Widura akan membuat anak itu kelelahan. Selain itu tawaran tersebut juga sebagai ungkapan rasa terima kasih atas bocoran informasi yang dibawa Widura untuk dirinya.

"Terima kasih atas tawaran Ki Sriram. Saya sudah terbiasa berjalan jauh. Ini juga sebagai latihan untuk saya." Widura menolaknya dengan tersenyum.

"Baiklah bila itu maumu," Ki Sriram lalu memandang anaknya. "Sebelum Widura pulang, minta Bibi Yeyen menyiapkan bekal untuk perjalanan Widura."

Bondalika mengangguk dengan kuat.

"Untuk yang satu ini kamu jangan menolak," ucap Ki Sriram mendadak meletakkan sekantong kecil uang di telapak tangan Widura.

"Baik Ki Sriram. Terima kasih buat bekalnya," Widura menjawab sambil tersenyum sungkan.

Widura dan Bondalika akan keluar dari ruangan ketika suara Ki Sriram terdengar lagi memanggil Widura. Sehingga dua anak inipun berbalik badan.

"Widura, bukankah kemarin kamu bersama tiga orang teman?"

Widura mengangguk.

"Setelah urusan ini selesai, kalian akan saya undang makan-makan sebagai ucapan terima kasih. Nanti biar Bondalika yang mengabari waktunya."

"Terima kasih Ki Sriram," untuk kesekian kalinya Widura mengucap terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun