Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 45

18 Juli 2025   16:23 Diperbarui: 24 Juli 2025   14:55 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Kemungkinan besar pergerakan Tuan selama di desa ada yang mengintai dari kawanan perampok. Bila kita batal berangkat, itu berarti tidak sesuai perkiraan mereka. Takutnya gerombolan perampok itu akan batal menjalankan rencananya. Dan rencana penyergapan yang telah disusun para prajurit akan gagal."

Ki Sriram merenungkan ide itu. Sepertinya itu sangat memungkinkan. Ia lalu mengangguk setuju.

"Bagaimana dengan tambahan tenaga pengawal upahan? Apakah Ki Jeri sudah mencarinya?"

"Tenang saja Tuan. Saya sudah mengajak dua pengawal terpercaya yang akan bersiap ketika gerombolan rampok itu datang. Mereka nantinya akan membantu pasukan kadipaten dan Ki Jagabaya."

"Baguslah."

Sebagai pedagang perhiasan, Ki Sriram pernah beberapa kali dicegat kawanan perampok dalam perjalanan berdagang. Mereka biasanya dalam kawanan kecil. Pernah juga sesekali di lapaknya di pasar terjadi pencurian. Itu dilakukan oleh satu atau dua orang dengan cara menipu. Tapi peristiwa yang kali ini akan terjadi sangat berbeda. Rumahnya diincar oleh kawanan perampok dalam jumlah besar yang telah terbukti tangguh. Jadi bagaimanapun juga ada perasaan cemas yang lebih besar dari biasanya.

Di tengah perbincangan antara Ki Sriram dan Ki Jeri, Bondalika memasuki ruangan sambil mengajak Widura.

"Ayah, Widura mau minta ijin kembali ke rumah," ucap Bondalika.

"Pagi-pagi begini sudah mau pulang? Apa sudah makan pagi?" Ki Sriram bertanya ke Widura.

"Terima kasih Ki, saya baru saja makan camilan begitu banyak. Ini saya sudah kenyang," Widura menjawab sambil mengusap perutnya.

"Oh begitu," Ki Sriram manggut-manggut. "Bagaimana kalau kamu membawa seekor keledai atau kuda? Bukankah perjalanan ke desamu cukup jauh? Tentang urusan mengembalikannya itu gampang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun