Mohon tunggu...
Jalil Banteq
Jalil Banteq Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Merabu yang Tersisa di Borneo

3 Maret 2018   23:42 Diperbarui: 4 Maret 2018   09:54 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

                Kami tinggal eksekusi buatannya! Nikmatnya. menunggu matahari terbit sambil bersantai dengan segelas kopi ditangan.

                Matahari mulai terbit, embun mulai nampak. Kadang muncul, kadang hilang. Moment harus dimanfaatkan dengan baik. Perjuangan kesini tidaklah mudah. Jadi sangat berharga.

                Tidak terasa sudah pukul 08.Pagimkami bersiap-siap turun. Tidak lupa berphoto rombongan. Jadikan bukti perjuangan. Sampah-sampah tidak boleh ada yang dintinggalkan sediktpun.

                Kami bergegas , biasanya perjalanan lebih mudah dan cepat. Diperjalan aku bersama pak RT, bercerita banyak tentang kampung merabu. Saya sangat tertarik. Pertanyaan saya begitu banyak untuk beliau. Macam peluru yang melesat dari batang pistol yang mengenai tubuh Pak Rt, heheheh....

                Sudah sampai di Nyadeng,kami ganti baju. Tidak membuang-buang waktu. Kami langsung loncat di air. Orang-orang biasa menyebutnya ini adalah "danau", tapi tenyata ini bukan danau. Ini adalah hulu atau sumber mata air yang mengalir deras dan jernih ke sungai besar (Sungai Lesan).

                Setelah berlama-lama di air. Sudah mulai tertusuk dingin. selanjutnya persiapan untuk pengisian perut.

                Sebelum dhur, kami harus bergerak ke dermaga. Sesuai dengan perjanjian kemarin. Kami dijemput pukul 02. Siang. Setelah menunggu 5 menit. Keteting sudah kedegaran dari kejauhan. Naik ketinting lagi yang bikin kami was-was. Semacam film-film action Thailan.

                Kali ini sudah tidak terlalu heroik, arus derasnya Sungai Lesan tidak perlu dilawan lagi. cukup diikuti. Mesin ketinting macet tetap bisa jalan, yang penting tidak terbalik. Aman terkendali, dalam hatiku berusaha menangkan diri masing-masing.

                Tidak lama kami sudah mendekat di dermaga kampung, anak-anak laki-laki maupun perempuan sedang asyik mandi di hilir sungai. Potret yang langka. Teringat waktu kecil dulu. Main di sungai seharian.

                Sekarang pukul 03. Siang lewat, kami sudah di kampung Merabu. Istrahat di warung. Sedang bersantai, menikmati minum. Sambil mempersiapkan peralatan, juga membeli logistik untuk di bawa ke tujuan selanjutnya.

                Kami harus bergerak lagi setelah Ashar! Persiapan usai, perlengkapan aman. Kali ini kami akan mendatangi salah satu goa yang sangat populer. Ini masuk daftar tujuan kami selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun