Mohon tunggu...
Jaid Brennan
Jaid Brennan Mohon Tunggu... Penulis Freelance -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pulang - Pelangi Pucat Pasi Bagian (13)

18 Januari 2017   08:43 Diperbarui: 18 Januari 2017   08:58 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : https://record.adventistchurch.com/2012/08/20/go-home/

“ Kaubenar-benar pergi, sobat.” Ucap Kevin ketika sampai giliran dia menyalamiku .sambil menepuk pundakku. Di susul teman-teman yang lain, Rizky ananda dan odamereka hanya diam saat menjabat tanganku. Di tatapnya mataku dan aku mengerti apa yang mereka rasakan meski hanya dengan diam.aku mengerti mereka pasti kehilanganku seperti aku tak ingin kehilangan mereka. Tapi hidup harus terusberjalan.  

Setelah kubicarakan dengan Ibu Angkatku hari ini benar-benar kuputuskan untuk pulang.Pagi-pagi. Aku sudah pamitan dengan Bapak. Angkatku.hari ini aku akan mengakhiri semua penderitaanku.Aku sudah berada di depan Bapak angkatku. Yang duduk tenag di tempat biasa. Kuberanikan diriku untuk berbicara dengannya .

“ Pak maafkan, Saya harus pulang…” Ucapku tegas. Bapak angkatku menatapku lama sebelum bicara.

“ Kamu itu mausaya jadikan sarjana kok , pulang “ aku hanya diam dan menatapnya . wajahnya datar tak menununjukkan perasaan apapun bahkan ia seperti tak menyesal atau meminta maaf dengan apa yang pernah dilakukannya padaku .

“ Tungggusebentar” Pak Susastio masuk

ke dalam kamar sebentar kemudian ia keluar dengan amplop putih.

“ ini untukmu.”Tanpa basa –basi kuterima amplop itu dan mengucapkan terimakasih karena kalau tidak. Amplop itu pasti di lemparkannya kemukaku. Satu persatu kupamiti seisi Rumah itu tanpa terkecuali, bahkan semua pembantu dan tukang kebunnya. MasBima, Mba, Larasati , Dan Pak Arian menjabat erat tanganku . seolah – olah kamitak akan pernah bertemu lagi. Dan memang mungkin kami tidak akan pernah bertemu lagi. Tapi bagaimanapun aku telah menjadi bagian dari keluarga besarnya. Dan merekapun telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Aku akan mengingatnya mengingat semua yang pernah terjadi di Rumah ini. 

“ Syan apapunyang terjadi kau harus sekolah .” pesan Pak Arian ketika menjabat tanganku. Ditepuk-tepuknya pundakku beberapa kali.

“ Kau hebat,Syan . jarang sekali Anak yang bertahan satu minggu di Rumah ini tapi kau mampu bertahan satu tahun. Aku hanya tersenyum. 

“ Sukses, Ya.Syan .” ucap mas Bima sambil memasukkan sesuatu ke dalam tasku bagian belakang.

“ Lupakan semuahal buruk yang pernah terjadi di rumah ini ambil positifnya .” Pesannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun