"Sekarang, Dok?"
"Kalau nunggu besok, bisa separuh mati duluan, Pak."
Malam itu, cahaya lampu kandang jadi saksi kerja tanpa henti.
Rangga memimpin tim vaksinasi. Tangan kirinya memegang senter, tangan kanan menyuntik satu per satu ayam. Keringat bercucuran, tapi langkahnya mantap.
"Setiap suntikan ini," pikirnya, "adalah janji kecil pada hidup yang tak bisa bicara."
Menjelang tengah malam, ia masih berdiri di kandang. Wajahnya letih, tapi matanya tetap menyala.
Telur dan Tanggung Jawab
Dua minggu kemudian, keadaan mulai stabil. Produksi telur meningkat, ayam kembali aktif. Tapi Rangga tak ingin cepat lega.
Ia berkata kepada Pak Sarto, "Kita mulai uji Salmonella, ya. Ambil sampel telur dari tiap kandang."
"Lho, ayamnya udah sehat, Dok. Masih mau dites juga?"
"Pak, justru sekarang waktunya. Salmonella gak kelihatan, tapi bisa bikin orang sakit. Kita jaga bukan cuma ayam, tapi juga konsumen yang makan telurnya."