Langit buru-buru menelan cuaca
Titik-titik air pun berjatuhan dari udara
Tetesnya menggoda untuk bercerita
Membujuk pikirkan satu nama Â
Renjis berkelindan di kaca jendela
Mentertawakan kegilaan paling purba
Kenangan mendayu menjejak kalbu
Di sela nyanyian hujan, rindu tersedu
Ah! Bukan dinginnya yang menyentak
Namun, ingatan ini membuat sesak
Perciknya lama-lama curaikan duka
Menghasilkan derai di mata
Mungkin, semesta sedang bercanda
Hujan malah reda begitu saja
Kuikhlaskan kembali seperti semula
Membungkus kisah lalu dalam kepala
Sumedang, November 2021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!