Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Sisi Rania

19 April 2021   22:36 Diperbarui: 20 April 2021   00:23 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi oleh penulis

"Hey, kau tidak boleh begitu. Kau harus tah keadaan negerimu sendiri." Sangkal Pak Kuwis.

"Ya, namanya tidak mau tahu dan tidak mau urus." Jawab Rudi.

"Anak muda, sangat gigih pendiriannya. Setelah ini kau akan bekerja dimana?" Tanya Ibu Rania.

"Aku masih belum tahu. Yang pasti aku akan bekerja sebagai peternak sapi di kampung ini." Jawab Rudi dengan nyeleneh.

"Jauh-jauh dari Selandia, datang hanya untuk jadi perternak sapi! Hahaha, bualan apa ini." Ledek Ibu Rania.

Rudi tertawa dan semuanya pun ikut tertawa masih terkecuali Rania. Rania masih termenung, tak ada hidangan yang disantap juga minuman dibiarkan begitu saja. Rania sudah mulai gelisah. Nampaknya ia akan kumat.

"Iven schap namph?" Tanya Rania ke Rudi.

"Hah?" Rudi kebingungan.

Semua menatap Rania aneh, Bibi Jay mulai mendekati Rania dan mengelus-ngelus Rania. Rudi dan Pak Kuwid nampak tegang. Ibu Rania pun terbengong dan Kilkis ketakutan melihat kakanya yang berbicata ngawur. Rania terus mengoceh dan melantur tentang Nuri dengan bahasa anehnya itu.

"Ikh Vakhen Nuri, Okh Mapk Rania, Pasifik Nampj Hut Jay Mah Ram Schap Nap." Oceh Rania sambil menatap Bibi Jay.

Rudi yang melihat kondisi Rania seperti ini pun nampak panik, dan bertanya pada Pak Kuwis. Tentang kondisi Rania.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun