Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Minggu di Jajaghu (Puisi Asmaraloka #21)

26 September 2022   12:00 Diperbarui: 26 September 2022   12:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri seri Puisi Asmaraloka #21

Tumpang. Watu Numpang. Tentang sebuah wilayah di Timur Malang. Apa artinya hingga terngiang. 

Pupuh 41 Gatra ke 4 Negarakertagama. Menyebut punden berundak itu Jajaghu. Bermakna Keagungan. Tentang tempat dianggap suci, masa Singhasari.

Malam Minggu di Jajaghu. Bukan kisah Romantis. Tapi saatnya mengagumi keagungan Singhasari. Apakah pintu diatas candi itu portal? Menuju dimensi lain? 

Keliling searah Jarum jam. Mengamati gambar relief terukir indah. Gambar masa lalu terpahat dibatu. Semua tentang melepas kepergian.

Relevansi apa, untuk para pendamba masa depan? Candi itu kisah masa lalu. Kita yang berkunjung adalah kisah hari itu. Dan jajaghu berpesan tentang melepas kepergian.

Bukan kita yang harus melepas pergi. Yang dilepas itu masa lalu gelap. Pergilah duhai kesengsaraan. Dan dipuncak Jajaghu bak pintu langit. Takdir baru. Terang baru. Relakan pergi cerita lama, sambut terang cerita baru.

Candi Jajaghu, 24 September 2022

ditulis oleh Eko Irawan 

untuk Seri Puisi Asmaraloka #21

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun