Tiba-tiba dia berbalik. Mata kami bertemu. Aku kaget. Mau lari. Tapi kaki tidak bergerak. Dia mendekat. Lalu, berdiri di depanku.
"Mas. Apa kabar?" sapanya. Suaranya ramah. Lembut.
Aku tidak bisa menjawab. Kerongkonganku kering.
"Saya kenal wajah Mas. Sering muncul di akun-akun yang menyerang saya waktu kampanye. Mas salah satunya, ya?" tanyanya tenang.
Aku ingin menyangkal. Tapi mulutku terkunci.
"Tidak apa-apa. Saya tidak marah. Saya tahu Mas cuma kerja. Cari makan. Saya paham kok kesulitan orang kecil," katanya sambil tersenyum meskipun miris.
Dia tepuk bahuku. Lalu pergi. Meninggalkan aku yang terdiam terpaku.
Aku berdiri di situ lama. Orang-orang berlalu lalang. Tapi aku tidak bergerak.
Pak Jahil memaafkan aku. Tapi aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.
***
BUPATI baru dilantik. Majikan Bang Rizal. Dia berpidato tentang anti korupsi, pro rakyat, transparansi.