Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote, Meredam Langit | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keyboard Mustofa

16 Oktober 2025   08:08 Diperbarui: 15 Oktober 2025   18:45 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Kevin Ku: https://www.pexels.com

Tiba-tiba dia berbalik. Mata kami bertemu. Aku kaget. Mau lari. Tapi kaki tidak bergerak. Dia mendekat. Lalu, berdiri di depanku.

"Mas. Apa kabar?" sapanya. Suaranya ramah. Lembut.

Aku tidak bisa menjawab. Kerongkonganku kering.

"Saya kenal wajah Mas. Sering muncul di akun-akun yang menyerang saya waktu kampanye. Mas salah satunya, ya?" tanyanya tenang.

Aku ingin menyangkal. Tapi mulutku terkunci.

"Tidak apa-apa. Saya tidak marah. Saya tahu Mas cuma kerja. Cari makan. Saya paham kok kesulitan orang kecil," katanya sambil tersenyum meskipun miris.

Dia tepuk bahuku. Lalu pergi. Meninggalkan aku yang terdiam terpaku.

Aku berdiri di situ lama. Orang-orang berlalu lalang. Tapi aku tidak bergerak.

Pak Jahil memaafkan aku. Tapi aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

***

BUPATI baru dilantik. Majikan Bang Rizal. Dia berpidato tentang anti korupsi, pro rakyat, transparansi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun