Aku melihat Pak Jahil di TV. Dia membantah semua tuduhan. Wajahnya lelah. Dia terlihat sangat kecewa. Dia bilang semua itu fitnah. Tapi tidak ada yang percaya. Netizen sudah terlanjur marah.
Aku merasa tidak enak. Tapi aku tutup mata. Lima juta sudah masuk rekening. Aku hanya bisa tersenyum.
***
BULAN ketiga, Bang Rizal kasih tugas baru. "Mustofa, lo bikin video. Edit video Pak Jahil lagi pidato. Potong bagian tertentu. Bikin seolah-olah dia menghina agama."
"Tapi Bang, itu hoax. Itu manipulasi."
"Lo mau lima juta atau nggak? Kalau nggak mau, ada orang lain yang siap."
Aku diam. Lima juta. Ya. AKu butuh. Ibu sakit harus segera dioperasi. Adikku butuh biaya untuk sekolahnya.
Aku bikin video itu. Potong di bagian tertentu. Buat konteks jadi berbeda total. Upload di YouTube dengan judul provokatif. "CALON BUPATI MENGHINA AGAMA! SEBAR SEBELUM DIHAPUS!"
Video itu viral. Jutaan views. Ribuan komentar. Orang-orang yang melihat video itu marah. Ada yang ancam mau bakar rumahnya. Ada yang mau habisi Pak Jahil.
Keesokan harinya, aku baca berita. Rumah Pak Jahil dilempari batu. Anaknya diintimidasi di sekolah. Istrinya menangis di depan wartawan. "Suami saya tidak pernah bilang seperti itu! Ini fitnah!"
Tapi sudah terlambat. Opini publik sudah terbentuk.