Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ayah dalam Doa dan Diam

12 November 2021   17:02 Diperbarui: 12 November 2021   17:18 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkau telaga bagi dahaga
Dalam gelap engkau adalah cahaya
Bagai embun ketika
aku takberdaya

*

Ketika hadir air mata engkau mengganti dengan tawa
sendiri di tempat tersembunyi kau lantunkan doa
sebagai penopang pemberi kekuatan keluarga
tiada keluh kesah tersampaikan pada yang tercinta
karena suatu cinta untuk bahagia orang-orang di sekelilingnya

*

Senyummu adalah keteduhan
diammu adalah keteladanan
kata-katamu begitu bijaksana
tindak-tandukmu begitu berwibawa

*

Kala duka melanda jiwa,
petuahmu hadir dengan bijaksana
semangatmu mengalir di setiap langkah
membangkitkan asa yang kerap musnah. 

*

Aku tahu engkau tidak muda lagi
sudah kau lewati banyak hari
waktumu banyak tersita tapi kau tak merasa merugi
cintamu selalu ada, tidak pernah pergi

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun