Mohon tunggu...
Lagi Rame!
Garuda Muda Menunggu Macan-Macan Asia Bertarung
Fantastis, Timnas Indonesia Lolos Perempatfinal!
MK Menolak Gugatan Paslon 01 dan Paslon 03
Kartini: Perempuan, Keputusan Emosional, dan Gelitik Genetika
Mendongkrak Literasi Kartini 4.0
Seragam Sekolah, Beban Orangtua atau Simbol Kesetaraan?
Kamu pasti suka!
Khairani
Khairani Mohon Tunggu... Lainnya - Wife. Mommy of 2 👦👧 . Hanya insan biasa yang akan terus belajar untuk lebih baik lagi

Suka menulis dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa

21 Januari 2023   09:19 Diperbarui: 21 Januari 2023   09:28 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edit by canva
Edit by canva
Edit by canva
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa...

Di tengah keramaian terasa sunyi.

Mengapa...

Di tengah kebebasan terasa terkekang hati.

Mengapa...

Kedamaian dan ketenangan mengunci diri.

Mengapa...

Kegelisahan bisa menari-nari.

Mengapa....

Cahaya yang terang menjadi redup sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

terpenuhi

terkekang

terang

fiksiana

fiksi

puisi
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.