Maksud saya, jika saat ini saja masyarakat dan anak-anak di pedesaan belum bisa menikmati internet untuk memperlancar proses belajar mereka, adilkah itu? Rasanya seperti belum merdeka saja.
Langkah apa yang perlu dilakukan agar anak-anak sekolah di pedesaan bisa memperoleh akses internet yang bagus untuk proses belajar mereka. Tentu bukan saja anak-anak, tetapi guru-guru juga akhirnya punya kendala yang sama.
Di sini senang, di sana susah, di kota-kota senang, di desa susah-susah
Keterbelakangan dalam hampir semua bidang kehidupan itu bisa saja punya benang merahnya dengan internet. Bagaimana masyarakat di pedesaan mengubah pola makan dan cara masak, kalau mereka tidak punya internet. Di mana mereka bisa membaca ulasan tentang cara-cara masak dan lain sebagainya, kalau tanpa internet.
Bagaimana anak-anak di desa bisa belajar mengirimkan email kepada guru dan keluarganya, kalau internetnya tidak ada, sinyalnya juga mungkin harus naik di pohon dulu.
Bagaimana mereka bisa membaca berita-berita baru tentang pendidikan, atau membaca buku-buku online, kalau tanpa sinyal dan internet.
Bagaimana para petani di desa bisa mencoba mengatasi hama untuk tanaman mereka? Kalau mereka tidak bisa mengakses cara-cara itu melalui internet?
Tentu, begitu juga dalam bidang-bidang kehidupan lainnya. Sebetulnya kerinduan masyarakat di pedesaan adalah agar perkembangan teknologi komunikasi itu bisa berjalan bareng dengan pemerataan ruang akses internet.
Demikian juga kemajuan dan perkembangan dalam semua bidang kehidupan itu, tidak akan menemukan jurang ketertinggalan yang begitu jauh, kalau pemerataan akses internet itu sudah benar-benar masuk dalam skala prioritas pembangunan di bidang komunikasi.
Solusi alternatifÂ
Alternatif ini bukan sebagai jawaban dari kesulitan masyarakat pedesaan, tetapi lebih sebagai tawaran dan pertimbangan. Apakah mungkin pemerataan pembangunan tower signal itu diprioritaskan untuk desa-desa tertinggal?