Mohon tunggu...
Yahya
Yahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030063 ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

suka olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kenapa Pemain Indonesia Susah buat Berkarier di Luar Negeri?

12 Maret 2024   07:12 Diperbarui: 12 Maret 2024   07:14 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: instagram @asnawi_bhr

Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia yang jumlah populasinya berjumlah sekitar 270 juta penduduk, dengan jumlah penduduk yang banyak sepak bola merupakan olahraga yang penggemarnya sangat besar, kita bisa melihat bagaimana antusias masyarakat ketika ada pertandingan sepak bola baik di kompetisi domestik maupun timnas Indonesia. 

Kita juga bisa melihat bagaimana hampir di setiap sudut desa di Indonesia pasti ada lapangan sepak bola dan selalu ramai orang-orang yang bermain baik anak-anak, orang dewasa, hingga perempuan. Dengan situasi ini seharusnya sepak bola Indonesia setidaknya memliki pemain-pemain yang hebat dan pandai dalam bermain bola dan dapat bersaing di asia bahkan hingga di dunia. Namun hal itu berbanding kebalik dengan keadaan sekarang dimana pemain Indonesia masih kesusahan bersaing ketika berkarir di luar Indonesia apalagi di negara-negara yang maju sepak bola nya contohnya seperti Egy Maulana Vikri pemain yang dulu dijuluki Messi Indonesia ini pada akhirnya pulang ke Indonesia setelah berkelana di eropa selama hampir 3 tahun. 

Kemudian ada Witan Sulaiman yang juga merintis karir di luar negri namun kurang berhasil dan akhirnya mengikuti jejak temanya Egy Maulana Vikri yang juga pulang kampung ke liga Indonesia. Namun masih ada beberapa pemain asal liga Indonesia yang masih mencoba untuk meningkatkan karir mereka di luar negri seperti Marselino Ferdinan yang bermain di klub liga 2 Belgia KMSK Deinze, ada juga Pratama Arhan yang berjuang mendapatkan tempat di klub liga 1 Korea Suwon fc. Sebelumnya Arhan bermain di klub liga 2 Jepang Tokyo Verdy namun di sana Arhan sangat minim bermain. Dilansir dari Transfermarket.com Arhan hanya bermain 4 kali di klub Tolyo Verdy, 2 kali di J2 lague dan 2 kali di piala kaisar Jepang. Dan ada juga beberapa pemain yang bermain di liga ASEAN seperti Asnawi, Saddil Ramdani, dkk

momen ketika Egy masih berseragam Lechia Gdansk (sumber gambar: instagram @egymaulnavikri)
momen ketika Egy masih berseragam Lechia Gdansk (sumber gambar: instagram @egymaulnavikri)

Kita bisa menyimpulkan bagaimana susahnya pemain asal Indonesia berkarir di luar negri apalagi berkarir di negara Eropa ataupun negara kuat Asia. Ada beberapa faktor kenapa pemain Indonesia yang memulai karir di liga Indonesia lalu hijrah ke luar negri sangat susah bersaing. 

Salah satunya adalah teknik dasar pemain Indonesia yang masih jauh dari kata benar terutama dalam hal passing dan pemahaman taktik. Hal ini terlihat ketika pertandingan antar klub liga 1, di sana terlihat sangat jelas perbedaan kualitas antara pemain lokal dan pemain asing. Bahkan pada awal Shin Tae-yong melatih timnas Indonesia beliau sangat heran karena kualitas passing pemain timnas masih banyak salahnya, bahkan Shin Tae-yong yang notabanenya pelatih timnas harus mengajarkan teknik-teknik dasar yang seharusnya hal-hal seperti itu sudah diajarkan di SSB, tapi kebanyakan SSB di Indonesia masih kurang dalam mengajarkan hal-hal dasar sepak bola. 

Selanjutnya adalah masalah fisik, rata -rata tinggi badan pemain Indonesia itu sangat berbeda dengan pemain-pemain Eropa dengan kekurangan ini pemain-pemain Indonesia seharusnya meningkatkan massa otot agar tidak kalah body dengan pemain-pemain luar negri, dan kebanyakan pemain Indonesia apalagi yang bermain di liga Indonesia masih sering ketika sudah memasuki menit ke 60  mereka mulai kelelahan dan berjalan malah terkadang sering banget membuang-buang waktu dengan cara guling-guling dll sehingga waktu efektif yang berada di lapangan sangat sebentar. 

Rata-rata waktu efektif dalam pertandingan liga 1 ada dikisran sekitar 40 menit sedangkan menurut Shin Tae-yong liga yang baik memiliki rata-rata waktu efektif sekitar 60 menit dari 90 menit. Hal ini bisa terjadi karena asupan dan pola makan yang kurang sehat dan teratur, sehingga stamina menjadi berkurang. Lalu ada masalah mental banyak pemain Indonesia enggan bermain di luar negri ketika sudah mendapatkan gaji yang besar di liga Indonesia. Sehingga membuat mereka stuck dan levelnya hanya liga 1 saja. Banyak juga pemain yang sudah aboard lalu memutuskan pulang karena masalah keluarga dan juga tidak sanggup beradaptasi mulai dari budaya, makanan, hingga bahasa.

Selain hal-hal di atas banyak faktor lain yang membuat kenapa pemain Indonesia susah buat berkarir di luar negri, seperti pembinaan di Indonesia yang masih kurang, lingkungan yang kurang baik, sarana prasarana klub yang kurang baik, hingga liga yang masih belum terlalu profesional. Maka dari itu semua elemen harus bekerjasama sehingga terciptanya kompetisi dan pembinaan yang baik. Karena jika kompetisi liga Indonesia baik maka akan lebih mudah pemain-pemain Indonesia berkarir di luar negri bahkan di liga-liga yang kuat seperti liga Jepang, Liga Korea, dan liga-liga top di Eropa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun