Mohon tunggu...
Indriati Yulistiani
Indriati Yulistiani Mohon Tunggu... Dosen - Mantan jurnalis televisi yang kini mendedikasikan diri sebagai pendidik dengan menjadi trainer dan dosen di Universitas Esa Unggul

Akademisi dari Universitas Esa Unggul yang berlatar jurnalis televisi. Memiliki hobi membaca dan menjelajah hal-hal baru ataupun berbagai tempat baru.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gaslighting dengan Intimidasi dan Manipulasi Komunikasi

29 Agustus 2022   01:25 Diperbarui: 1 September 2022   02:45 1965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesepian. (sumber: SHUTTERSTOCK/evrymmnt via kompas.com)

Gaslighting memang cenderung terjadi pada komunikasi interpersonal. Pada komunikasi yang demikian, terdapat kedekatan hubungan antara komunikator dan komunikan atau gaslighter dengan korbannya. 

Komunikasi seringkali dilakukan secara tatap muka sehingga memiliki hubungan timbal balik. Pelaku melakukan aksinya sedikit demi sedikit namun tentu tetap berdampak. Secara akumulatif, dampak tersebut tentu akan semakin membesar sehingga sulit dihapuskan.

Joseph A. Devito menjelaskan adanya beberapa noise atau kendala yang dapat mempengaruhi efektifitas komunikasi interpersonal. Kendala yang dapat muncul adalah kendala fisik, psikologi, fisiologi dan semantik (Devito, 2016). 

Pada dasarnya, kendala adalah hambatan untuk terjadinya komunikasi yang efektif karena membuat pesan tidak tersampaikan dengan baik atau sempurna. Kendala bahkan dapat membuat pesan tidak dapat tersampaikan sama sekali.

Noise pada komunikasi gaslighting harus diwaspadai. Bukan tidak mungkin komunikasi yang terjadi bukanlah gaslighting. Noise dapat menjadi penyebab kesalah pahaman. 

Merujuk pada makna noise dari DeVito, kesalah pahaman dalam komunikasi dapat terjadi karena kemampuan komunikasi yang buruk dari komunikator seperti kesalahan saat memilih kata atau dalam menggunakan intonasi. Hal ini dapat membuat makna yang diterima oleh komunikan menjadi berbeda.

Di sisi lain, komunikan juga dapat melakukan kesalahan saat melakukan interpretasi pesan. Kesalahan interpretasi dapat berujung kesalah pahaman dan menilai secara salah situasi yang dihadapi adalah gaslighting. Hal ini sesuai dengan pandangan Stuart Hall, bahwa komunikan tidaklah pasif (McQuail, 2010). 

Komunikan melakukan interpretasi atas pesan yang diterima. Komunikan melakukan interpretasi berdasarkan kondisi dirinya. Hal-hal seperti kemampuan intelektual, latar budaya, agama dan sebagainya akan mempengaruhi interpretasi komunikan.

Ada cara lain untuk menilai apakah gaslighting memang betul terjadi atau hanya sekedar kesalah pahaman akibat kemampuan komunikasi yang buruk yaitu dengan melihat pada ucapan serta perilaku komunikator. 

Jika tidak ada pernyataan bahwa "korban gila" atau "orang lain berbohong pada korban" serta tidak berupaya mengalienasi korban dari orang lain, maka patut diduga bahwa yang terjadi adalah komunikasi yang buruk.

Namun demikian, saat gaslighting memang terjadi, tidak tersampaikannya pesan juga dapat berarti memutus kemungkinan berlangsungnya gaslighting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun