Mohon tunggu...
Indriati Yulistiani
Indriati Yulistiani Mohon Tunggu... Dosen - Mantan jurnalis televisi yang kini mendedikasikan diri sebagai pendidik dengan menjadi trainer dan dosen di Universitas Esa Unggul

Akademisi dari Universitas Esa Unggul yang berlatar jurnalis televisi. Memiliki hobi membaca dan menjelajah hal-hal baru ataupun berbagai tempat baru.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gaslighting dengan Intimidasi dan Manipulasi Komunikasi

29 Agustus 2022   01:25 Diperbarui: 1 September 2022   02:45 1966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesepian. (sumber: SHUTTERSTOCK/evrymmnt via kompas.com)

Hal ini masih akan ditambah dengan berbagai kalimat negatif yang meluncur dari mulut seorang gaslighter pada korbannya.

Kalimat-kalimat yang sering keluar dari mulut seorang gaslighter antara lain adalah:

  • 'Itu hanya lelucon'
  • 'Semuanya salahmu'
  • 'Berhentilah bersikap insecure'
  • 'Kamu terlalu emosional/sensitif'
  • 'Berhentilah bersikap terlalu dramatis'
  • 'Itu, kan, hanya bercanda'
  • 'Itu tidak pernah terjadi, kok'
  • 'Jangan terlalu diambil hati, deh'
  • 'Masalahnya bukan aku, tapi masalahnya adalah kamu'
  • 'Niat aku nggak seperti itu, kok. Jangan salahkan aku, dong'
  • 'Sepertinya kamu butuh bantuan'
  • 'Udah, lupain aja dulu sekarang'
  • 'Kayaknya kamu salah ingat, deh'

Pesan dari para gaslighter biasanya berbentuk manipulatif dan provokatif. Dengan kebohongan, gaslighter melakukan manipulasi. Tentu saja kebohongan yang disampaikan akan merugikan korban. Bukan tidak mungkin pesan yang disampaikan adalah fitnah untuk korbannya. 

Meski berisi kebohongan hingga fitnah, pesan tersebut dapat memanipulasi korban hingga merasa bersalah. Di sisi lain, provokasi dalam pesan akan membuat korban tidak akan mempercayai kebenaran yang disampaikan oleh orang lain, selain sang gaslighter. 

Komunikan atau penerima pesan dari gaslighter adalah korban gaslighting. Patut diketahui tidak ada kriteria tertentu dari korban gaslighting yang berarti setiap orang pada dasarnya dapat menjadi korban gaslithing.

Beberapa ciri biasanya terlihat saat gaslighting berhasil pada korbannya. Namun gaslighting dapat dinyatakan berhasil saat korbannya memperlihatkan perilaku yang berbeda dari kepribadiannya. 

Ciri lain yang tampak antara lain adalah korban cenderung menutup diri dari lingkungan  sekitarnya. Korban juga seringkali justru membela pelaku. Kepribadian korban biasanya juga terlihat berbeda, tidak percaya diri, merasa terlalu sensitif, sulit membuat keputusan atau mempertanyakan kewarasan dirinya. (Huizen, 2022)

Perilaku gaslighting biasanya tidak hanya akan dilakukan sekali. Perilaku manipulatif akan dilakukan gaslighter secara berulang. Dengan manipulasi yang terus menerus, korban akan percaya dan bahkan bergantung pada gaslighter yang memang adalah orang dekat dalam hidupnya.

Gaslighting dapat terjadi pada komunikasi yang dilakukan secara langsung ataupun dengan menggunakan medium tertentu. Penyesuaian tentu akan dilakukan, namun gaslighter dapat menyampaikan pesan dengan kedua jenis komunikasi. 

Patut diingat gaslighting biasanya terjadi pada komunikasi interpersonal. Dalam bentuk komunikasi interpersonal, komunikasi tatap muka secara langsung lebih sering dilakukan dan memberikan dampak yang lebih besar atas pesan yang disampaikan.

Noise Untuk menghambat Komunikasi Gaslighting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun