Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Di Balik Tirai Sandiwara: Risiko Manipulasi Politik yang Mengancam Bangsa

30 Agustus 2024   10:48 Diperbarui: 30 Agustus 2024   11:36 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Politik yang licik harus dihadapi dengan keberanian dan persatuan rakyat. | Foto: wired.com

"Ketika politik menjadi panggung sandiwara, masyarakat harus berani mengambil peran utama sebagai penjaga kebenaran dan keadilan. Jangan biarkan diri kita menjadi pion dalam permainan kekuasaan yang licik. Mari kita bersatu, melawan manipulasi, dan memperjuangkan masa depan bangsa yang lebih jujur dan berintegritas."

Menakar Risiko Sandiwara Politik Masif

Bagi politisi, politik perlu dicermati dengan jeli dan seksama. Karena politik itu sendiri bisa jadi panggung sandiwara, yang ceritanya mudah berubah.

Dalam panggung politik yang kian kompleks dan penuh liku, kita dihadapkan pada fenomena sandiwara politik yang semakin canggih dan terstruktur.

Dari perspektif Risk Management, memahami risiko yang muncul dari drama politik ini adalah tugas yang sangat penting. Mengapa? Karena stabilitas politik merupakan fondasi bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Sebuah sandiwara politik yang masif, jika tidak diukur dan dikelola dengan baik, dapat mengancam demokrasi, menurunkan kepercayaan publik, dan melemahkan institusi-institusi negara.

Dinamika Sandiwara Politik: Menyikap Risiko yang Mengancam

Pada Pilkada Jakarta, drama politik ini tampak begitu jelas. Ketika aktor-aktor politik saling berbagi peran dalam sebuah skenario yang terstruktur, pertanyaan yang muncul adalah: "Apakah ini sekadar permainan kekuasaan, atau ada risiko besar yang sedang mengintai di balik layar?"

Salah satu indikasi dari sandiwara politik adalah bagaimana para tokoh politik yang sebelumnya tampak berseberangan, kini bermain dalam satu panggung yang sama. Mereka menciptakan konflik yang tampaknya nyata di mata publik, namun di balik layar, mereka berkolaborasi untuk tujuan bersama yang mungkin tidak sejalan dengan kepentingan rakyat.

Kita melihat bagaimana peran-peran tertentu dimainkan secara dramatis untuk memancing reaksi publik dan mengalihkan perhatian dari isu-isu substansial yang sebenarnya lebih mendesak.

Transisi dari Konflik Semu ke Risiko Nyata

Saat konflik-konflik semu ini terus berlanjut, kita harus menyadari bahwa risiko terbesar bukan hanya pada permainan politik itu sendiri, tetapi pada dampak jangka panjang yang dihasilkannya. Dari perspektif Risk Management, risiko ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori:

1. Risiko Institusional. Saat aktor politik utama memainkan peran ganda, menggunakan lembaga negara untuk memanipulasi hukum dan menciptakan ketidakpastian hukum, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara mulai terkikis. Ini adalah risiko besar bagi stabilitas politik dan sosial, yang dapat mengakibatkan ketidakpercayaan jangka panjang terhadap institusi-institusi yang seharusnya netral dan berfungsi sebagai penjaga demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun