Mohon tunggu...
Irenna M
Irenna M Mohon Tunggu... Penulis - human

master none

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Laki-Laki dari Masa Depan

26 Oktober 2022   10:30 Diperbarui: 26 Oktober 2022   10:56 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Resha mengerucutkan bibir sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. Tapi wajar saja kan dia tidak percaya, semua ini benar-benar seperti cerita fiksi yang ada di novel dan film fantasi. “Maaf, hehe. Bagaimana caranya kamu bisa menjelajah waktu?”

“Ada toko kue ajaib di stasiun dekat sekolahku. Penjaganya seorang anak perempuan berusia sembilan tahun yang sudah ditinggal Ibunya meninggal dunia. Saat aku sedang melamun merindukan seseorang, tiba-tiba saja anak itu menghampiriku, lalu menawarkan aku kue ajaib yang bisa membawaku ke masa lalu. Awalnya aku tidak percaya. Namun akhirnya aku percaya juga. Lihat saja, aku benar-benar bisa kembali ke masa ini,” jelas Dimas.

“Maksud kamu, ini seperti keajaiban?” Ekspektasi Resha ketinggian. Ia kira Dimas menggunakan teknologi canggih untuk datang ke sini. Ternyata di masa depan, alat pejelajah waktu pun belum ada.

“Begitulah.”

Pada awalnya juga Dimas terkejut saat mengetahui bahwa Resha bisa melihat dirinya. Padahal selama ini tidak ada seorang pun yang bisa melihat eksistensinya di ruang ini. Entah mengapa rumor ruang praktik berhantu cepat berhembus, tetapi akibat rumor itu, ia jadi punya kebebasan untuk melakukan sesuatu di sini. Di masa depan, Dimas yang khawatir menceritakan pengalamannya bertemu dengan Resha, namun gadis kecil itu tidak memberikan respon terkejut atau semacamnya. Jadi Dimas rasa semua akan baik-baik saja. Tetapi saat ingin pergi, gadis itu berpesan agar Dimas tidak boleh menjawab apapun pertanyaan tentang masa depan.

“Yah, jadi aku tidak bisa bertanya apa pun tentang diriku di masa depan?”

“Tidak hanya tentangmu, tetapi semua hal,” Dimas mengetuk jari-jarinya ke meja. “Jalani saja hidupmu dengan sebaik-baiknya.”

Resha sedikit kecewa mendengar penjelasan Dimas. Padahal ia sudah berandai-andai hidupnya akan lebih mudah jika mengetahui masa depannya lebih dulu. Dia bisa mengantisipasi kejadian yang berpotensi merugikan dirinya dan mencari peluang untuk bisa mencapai kesuksesan di masa yang akan datang.

“Apa yang kamu jalani saat ini adalah garis takdir, Sha. Sekalipun kamu tahu apa yang akan terjadi, kamu nggak akan bisa mengubah masa depan," kata Dimas. “Kehidupan ini seperti peluang. Ketika kita mengubah sesuatu, tidak mustahil kemungkinan-kemungkinan lain akan terjadi. Misalnya kamu tahu akan jatuh di lubang A, dan kamu berhasil menghindarinya. Tetapi tak ada yang bisa menjamin setelahnya kamu akan selamat sebab terjatuh di lubang-lubang lainnya.”

“Kalau begitu,” Resha sedikit berpikir. “Alasan kamu ke sini bukan ingin mengubah sesuatu di masa depan?”

Dimas menggeleng pelan. “Tidak. Lagipula aku tidak bisa mengubah apapun di masa ini. Aku hanya ingin menemui seseorang dan hanya punya waktu lima bulan, sisa tiga bulan lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun