Dari rakyat yang semakin hari semakin sekarat oleh para keparat.
Hari demi haru
Hidup tambah mengantuk,
sebab semesta belum jemu menyanyikan semu.
Apa yang bersembunyi pada awan-awan yang masih saja menutupi dirinya dari air mata tuhan.
Cuaca bulan ini kering kerontang,
seraya udara abu-abu terlampau jelas menyesakan dada.
Betapa bumi sedang dahaga,
menyaksikan suara-suara lantangkan derita persahutan.
Mungkin alam sedang marah,
Ini adalah alasan mengapa tanah kehilangan basah,
Angkasa kelabu oleh kabut muram tak jernih di pandang.
Pancasila hanyalah menjadi simbol belaka,
Karena kenyataannya kami tertekan serta hidup terjerat.
Kami adalah rakyat melarat dan semakin sarat
Akibat ulah birokrat serta para pejabat yang berkhianat.
Ia tak lain hanya aparat yang haus akan kekuasaan tanpa ada batas-batasan yang sehat.
Kami butuh keadilan yang nyata!
Kami butuh kehidupan yang sejahtera,
tanpa adanya pembeda yang celaka.
Berikanlah hak kami wahai penguasa!