Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Ambang Keadilan

20 April 2024   06:45 Diperbarui: 20 April 2024   06:49 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi di ambang keadilan. (Freepik/racool_studio)

Di Ambang Keadilan

Di ambang jendela keadilan,
aku melihat ribuan wajah memudar---  
terhapus oleh waktu, terkikis oleh lupa
Di sana, di antara celah-celah ketidakadilan,
tertanam benih harapan yang layu

Bisik angin membawa pesan,
dari mereka yang terbelenggu sunyi,
mereka yang dipaksa diam,
mereka yang terluka oleh ketidakpedulian,
menggema di koridor-koridor kekuasaan

Langkahku gontai, menapak jalan berbatu,
mencari keadilan di antara reruntuhan
Berapa banyak suara yang harus terdengar,
sebelum kebenaran terungkap?

Wanita tua di pasar berbicara,
"Keadilan, anakku, bukan hanya pengadilan,
tapi ketika tidak ada lagi yang tersembunyi,
tidak ada lagi yang harus ketakutan"

Di sela-sela dialog hati dan rasio,
aku menari dengan pena,
menulis setiap nama yang terlupakan,
setiap cerita yang terpendam

Karena di dalam setiap kata,
terdapat kekuatan untuk mengubah,
dan di dalam setiap bisikan,
terdapat peluang untuk membangun dunia baru

Kita, para pencari keadilan,
takkan berhenti di tengah jalan,
karena keadilan yang sejati,
adalah ketika tidak ada lagi yang harus mencarinya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun