Di kota Jember,
Aku berjalan sendiri dengan perutku yang sedang bernyanyi,
Suara keroncong yang tak pernah ku minta,
Menjadi instrumen irama sepi malam.
Dua hari sudah berlalu,
Hanya do'a yang aku telan,
Hanya kenangan rumah yang kuseduh,
Dengan bumbu air mata sebagai perasa asin di lidah.
Setelah Isya, aku menatap langir,
Dengan rasa bingung yang selalu ikut berbisik,
"Bertahanlah Nak"
Alam dengan lirihpelan menyampaikan pesan.
Lapar bukanlah sekedar hanya kosong,
Ia adalah sebuah ujian,
Ia adalah sebuah luka yang aku tulis,
Menjadi sebuah puisi tentang ketabahan.
Dan aku percaya,
Tuhan tak akan membiarkan hambanya kelaparan,
Tuhan tahu bahwa hambanya sedang kelaparan,
Dan Tuhan tak akan menguji hambanya diluar kapasitas hamba.
Di tengah kelaparan,
Aku masih punya satu harta yang tak bisa dirampas oleh siapapun,
Iman dan Keyakinan,
Bahwa hidup sedang menyiapkan cahaya,
Dibalik gelapnya malam
I.A
Kedai B.A.J, Jember
19.43
Jum'at, 19 September 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI