Duh aduh zaman telah berganti. Musim warna-warni telah terbit. Silaukan mata dan mata hati. Kenal si musim berwarna kawan? Berkibar drone di jalanan portal web.
Dulu gambarku yang mengoda dan merayu hanya bisa memanggil-manggil dan mengajak untuk ditonton. Musim kali ini riuh redam menyebar luas bak virus. Habis offline berganti online bertukar lagi dengan daring.
Si gaptek berkicau...
Upload atau download, tak paham aku
Web atau web browser, pekat nian bingungku
Deep web atau dark web, gelab bagiku
Enter itu apa sih!
Sign up, sign in, sign out itu gimana sih!
Log in dan log out itu kayak apa sih!
Submit itu makudnya gimana sih!
Hoax itu apa lagi sih!
Hei tuan, ini kami anak zaman dulu yang berujar
Bagi milenial yang naik mimbar
Kami menunggu sudah sekian lama
Menunggu satu musim, musim panen digital namanya
Dari 2000, 2010 hingga 2020
Panennya tak tentu, tak banyak juga yang tahu
Ada kabut hitam tersembunyi sulit disentuh
Diantara warna-warninya
Teriris tajamnya zaman menghujam pada tepi hati
Musim warna-warni, teknologi warna-warni, digital warna warni terus melaju. Tak terhalang virus yang mewabah. Lidahku kelu, pikiranku kaku, mataku membisu, hatiku tergigit, tangan ini bergetar, dikelilingi warna-warni yang siap melahap, ditengah keterasingan. Di antara mimpi-mimpi, fantasi dan kreasi yang semakin lama semakin terpendam.
Malam ketika sepi, menemaniku. Semakin lama dan dalam kuresapi, kuhayati. Semakin aku terpesona, tergoda oleh kecanggihannya. Merangkai kata, merangkai gambar, mencurahkan rasa melalui goresan jari. Kuangkapkan apa yang ada dalam hatiku. Ah lakukan saja! Dengan satu harapan, berbuah bibir atau rahasia kerajaan. Atau nanti burung yang akan membawa berita dan angin yang akan mengikis rahasia.
Musim warna warni
Mungkin halusinasi semata
Mungkin juga realita
Cepat atau perlahan, semesta akan memaksamu bersinergi dengannya
Tunjukkan kau bisa, tanpa noda dan dosa
***
Jakarta, 15 Januari 2021