Aurum hanya mengirim pesan WhatsApp.
"Sungguh indah pertemuan ini. Aku tak akan lupa. Ini akan menjadi kisah abadiku. Biar jauh ribuan kilo, tapi yakinlah bahwa Abang akan selalu menjadi sahabat malam kelamku. Jujur saja bahwa cintaku telah menemukan hati yang pantas untuk dirindukan. Terima kasih Abang. Jangan lupa, selalu menulis ya Bang. karena aku akan ada dalam tiap bait yang abang goreskan. Amin".
Setelah membaca pesan WhatsApp ini. Aku tak mampu untuk membalasnya.
Kita akan selalu bertemu, walau itu hanya dalam sepotong doa dan sepotong pragaraf .
Hidup itu terasa indah, jika tak banyak intrupsi.
Biarkan saja Tuhan yang merapikan semua berantakan dalam hati ini.
Pukul 23.00 WIB, aku langsung menuju Bandara Soekarno Hatta. Kami telah terpisah secara fisik.
Namun, mata air aksara akan terus mengalir. Menjadi bait dan pragraf. Demi menemukan senyummu dalam setiap maknanya.
Â
Â