Mohon tunggu...
Iji Asrul Tabona
Iji Asrul Tabona Mohon Tunggu... Politisi - Alhamdulillah

Nikmati Tuhan Yang Mana Yang Kau Dustakan?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aurum, Gadis Penggerak Asa dalam Aksara

31 Oktober 2021   04:26 Diperbarui: 31 Oktober 2021   06:50 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber Foto : Taupasar.Com)

"Bagaimana pendapat Abang, tentang persahabatan kita ini? Tanya Aurum pelan, setelah kami menikmati makan pencuci mulut.

"Tuhan menjadikan kita bersuku-suku dan bangsa-bangsa agar kita saling kenal mengenal dan bersahabat. Seorang sahabat yang baik adalah sahabat yang suka menolong dalam mengerjakan kebaikan dan ketaqwaan. Sesungguhnya Pertemuan ini adalah Takdir Tuhan".
"Kalau menurutmu bagaimana Aurum?" tanyaku pada Aurum

Aurum diam sambil menatapku. Tatapannya seakan hampa. Kemudian keluar dari bibirnya "Aku tak tahu. Aku tah paham, untuk mulainya dari mana. Yang aku tahu dan aku rasakan adalah bahwa aku akan merasa sangat kehilangan dan sedih ketika Abang pulang nanti, hanya ini yang kurasakan".

"Abang, setelah kembali pun harus tetap asa kemampuan menulis yang telah dipelajari itu. Walau pun saat ini Abang seorang amatiran. Tapi kalau terus menerus mengasa diri maka suatu saat pasti jadi penulis yang professional. Hanya ini pintaku" Suara Aurum terdengar sendu.

Setelah makan kami berdua lalu ke Taman Surapati Menteng. Tak jauh dari tempat kami makan tadi. Di taman ini kami ngobrol sambil mendengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para pengamen. Dan, Aurum tiba-tiba berdiri lalu berjalan kearah pangamen tersebut.
"Mas, tolong ya nyanyikan lagunya Padi ya" pinta Aurum pada pengamen itu.
"Mba lagu Padi yang mana ya?" Tanya pengamen pada Aurum.
"Oh iya. Lagu "Kasih Tak Sampai" jawab Aurum. Lalu memberikan uang tips kepada pengamen tersebut.
"Terima kasih Mba" Ucap pangamen itu.

Senar gitar mulai dipetik dengan pelan dan syahdu. Dan bait-bait syair itu mulai mengalun pelan.

Indah, terasa indah
Bila kita terbuai dalam alunan cinta
Sedapat mungkin terciptakan rasa
Keinginan saling memiliki
Namun bila itu semua
Dapat terwujud dalam satu ikatan cinta
Tak semudah seperti yang pernah terbayang
Menyatukan perasaan kita
Tetaplah menjadi bintang di langit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Agar menjadi saksi cinta kita berdua
Berdua
Sudah, terlambat sudah
Kini semua harus berakhir
Mungkin inilah jalan yang terbaik
Dan kita mesti relakan kenyataan ini
Tetaplah menjadi bintang di langit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Agar menjadi saksi cinta kita berdua
Berdua
Menjadi saksi kita berdua

Tanpa terasa butir-butir air mata membasahi pipi lembut milik Aurum itu. Aku melihatnya. Namun, tak berani berkata-kata dan melakukan apa-apa. Aku hanya terdiam, membisu. Aku biarkan air mata itu menderai turun. Aku tahu terlalu berat baginya untuk perpisahan nanti.

Malam pun kian larut. Dan, taman pun semakin sepi. Hanya tersisa beberapa pasangan muda mudi yang ngobrol disitu, sambil sesekali berpeluk mesra.

"Bang kita pulang ya?" katanya pelan, seakan berbisik.
"oke", jawabku. Aku langsung memesan grab dengan tujuan jalan gajah mada apartemen mediterania.

Dan, hari itu tanggal 25 Febuari 2021. Aku pun kembali ke Maluku Utara. Hari ketika aku kembali itu kami tak bertemu. Tak ada jabat tangan. Tak ada ucapan selamat tinggal, dan juga ucapan selamat jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun