Mohon tunggu...
Iffat Mochtar
Iffat Mochtar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional - Wiraswasta

Country Manager di sebuah Perusahaan Swasta Asing yang bergerak di sektor Pertambangan. Berdomisili di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Memiliki banyak ketertarikan di bidang marketing, traveling, kuliner, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sayang... Masih Ada Secercah Harapan untuk Kita...

10 Mei 2022   07:00 Diperbarui: 10 Mei 2022   07:04 1675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tragedi Mei 1998 | Dokumen Pribadi

Kataku kepada istri yang juga sedang menonton televisi yang dipasang di atas dinding dekat tangga ruko.

Dia diam saja mungkin tidak terlalu menarik perhatiannya karena dalam beberapa bulan terakhir ini sudah sering terjadi aksi unjuk rasa para mahasiswa di Jakarta. Sehingga merasa sudah tidak asing lagi kegiatan seperti itu.

"Tapi ini kelihatannya lebih parah...sudah banyak terjadi pembakaran di beberapa tempat," tambahku lagi yang menganggap kegiatan unjuk rasa saat ini jauh lebih serius daripada yang sebelumnya.

Kami sekeluarga tinggal di daerah Tangerang tepatnya di Perumahan Villa Tangerang Regensi Kecamatan Pasar Kemis yang terletak di Jalan Mauk tak jauh dari Kutabumi. Aku dan istri menjalankan usaha dagang kecil-kecilan berjualan kerupuk dan amplang khas Bangka, asinan buah termasuk buah-buahan segar, susu bubuk, kue-kue kering dan masih banyak jenis dagangan lainnya yang hampir mirip dengan sebuah mini market.

Letak toko kami cukup strategis yaitu di sebuah komplek ruko di Jalan Vila Tangerang Regensi 1, dimana di deretan komplek ruko tersebut, juga ada bank BCA, mini market Indomaret, toko pakaian, toko elektronik dan toko beras sehingga kelihatan cukup ramai setiap harinya.

Saat itu kami memiliki dua orang anak laki-laki yang masih kecil-kecil bersekolah di kelas 1 dan kelas 3  Sekolah Dasar di salah satu sekolah Kristen yang tidak jauh dari tempat tinggal kami.

Keluarga muda yang baru mulai merintis usaha dan belum memiliki banyak pengalaman tentang kehidupan. Setiap pagi aku mengantar anak-anak ke sekolah kemudian setelah itu bersiap untuk membuka toko dagangan kami. Begitulah kerutinan aku dan istri setiap harinya.

Pukul 07:30 pagi hari, seperti biasa setelah mengantar anak-anak ke sekolah aku mulai membuka pintu toko. Sementara istriku masih sibuk mengerjakan tugas rutin rumah tangga seperti mencuci dan mengepel di lantai dua ruko.

Sebenarnya kami masih memiliki rumah tinggal lainnya yang tidak terlalu besar di dalam komplek perumahan tak jauh dari toko kami. Tapi mengingat kesibukan di toko setiap harinya maka kami memutuskan untuk memindahkan semua perabotan rumah ke ruko lantai dua supaya tidak repot untuk pulang pergi ke toko setiap harinya sehingga rumah kami yang berada di dalam komplek tersebut dibiarkan kosong.

Karena usaha kami masih kecil dan masih merintis, maka segala sesuatunya kami kerjakan berdua saja tanpa ada karyawan atau pembantu yang membantu kami. Itulah risiko yang harus kami pikul bersama apalagi usaha yang kami jalankan belum berkembang karena modal yang tidak terlalu besar. Memang terasa sangat sulit waktu itu. Tapi itu sudah menjadi keputusan kami berdua untuk merubah kehidupan kami untuk bisa bersama membesarkan anak-anak.

Beberapa tahun sebelumnya aku dan istri serta anak-anak harus hidup terpisah dikarenakan sehabis menikah aku harus bekerja di sebuah proyek pertambangan batubara di Kalimantan Timur. Sementara itu istri dan anak-anakku masih tinggal di rumah orang tuanya di kampung halaman kami di Pulau Bangka. Setelah terkumpul sedikit modal barulah kemudian kami memutuskan untuk pindah ke Tangerang dan mulai membuka usaha kecil-kecilan dengan menyewa ruko untuk berjualan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun